Inilah 10 Tradisi Idul Adha di Indonesia yang Masih Dilestarikan

Tradisi Apitan di Semarang, Jawa Tengah--budayajawa.id--

RADAR BENGKULU - Dzulhijjah, merupakan bulan penting bagi umat muslim untuk menunaikan rukun Islam ke-5, yakni haji. Namun bagi mereka yang tidak menjalankan ibadah haji, Hari Raya Idul Adha masih menjadi momen yang dinanti-nanti.

Seperti dikutip dari laman harian.disway, hari raya ini identik dengan penyembelihan hewan kurban. Seperti sapi, kambing, domba, bahkan unta.

Saat Idul Adha di berbagai daerah di Indonesia ternyata juga dihiasi dengan beragam tradisi unik yang dilestarikan secara turun temurun. Apa saja tradisi-tradisi tersebut? berikut daftarnya.

1. Meugang (Aceh)

Tradisi ini berasal dari kata Makmeugang, yang berarti memotong hewan. Meugang telah dilakukan masyarakat Aceh semenjak zaman Kesultanan Aceh.

BACA JUGA:Idul Adha Jadi Momentum Perkuat Solidaritas dan Kepedulian Sosial

BACA JUGA:Meskipun Bermanfaat, Sinar Matahari Pagi Sering Diabaikan

Saat Kesultanan Aceh membagikan daging kepada rakyatnya sebagai wujud rasa syukur dan mempererat tali silaturahmi.

Warga biasanya berkumpul untuk menikmati hidangan dari daging sapi atau kerbau bersama keluarga. Hingga saat ini, Meugang terus dilestarikan sebagai bentuk syukur dan juga perayaan dalam menyambut hari-hari besar keagamaan.

2. Gamelan Sekaten (Cirebon)

Di Cirebon, Jawa Barat, alunan gamelan sekaten menjadi sebuah penanda perayaan hari-hari besar Islam seperti Idul Adha. Tradisi Masyarakat Sunda ini dipercaya sebagai bagian dari dakwah salah satu Wali Songo, yakni Sunan Gunung Djati.

Gamelan Gekaten biasanya digelar di area Keraton Kasepuhan. Selain di Cirebon, di Surakarta, Jawa Tengah, masyarakatnya juga merayakan Gamelan Sekaten.

3. Apitan (Semarang)

Tradisi Apitan ini berasal dari adanya bulan yang diapit, yaitu bulan Syawal dan Dzulhijjah. Perayaan ini dimulai dengan aksi kuda lumping dari kelompok kesenian Turonggo Seto.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan