Memaknai Hari Raya Idul Adha

Drs. H. Alwi Hasbullah--

Khatib : Drs. H. Alwi Hasbullah

Disampaikan di : Masjid Raya Baitul Izzah, Jalan Raya Pembangunan Kelurahan Padang Harapan Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dalam khotbah Jumat yang bertepatan dengan Hari Raya ldul Adha ini khotib ingin mengajak kita semua untuk menggali dan mendalami esensi dan makna Idul Adha sebagai hari yang agung dan mulia yang sarat dengan nilai-nilai moral dan spiritual.

Perayaan Idul Adha ini tentu tidak dapat dipisahkan dari sosok seorang nabi dan putranya yang telah diabadikan kisahnya dalam Al-Qur'an.

Dia adalah Nabi lbrahim dan putranya Nabi Ismail. Kedua orang mulia ini telah menjadi simbol atau ikon keteladanan dalam ketaatan, pengorbanan, dan kesabaran. Ketaatan lbrahim terhadap panggilan Allah SWT dan perintah-Nya untuk  mengorbankan anaknya sendiri (walaupun akhirnya diganti Allah dengan seekor domba), tidak mungkin terjadi kecuali muncul dari keimanan dan kecintaannya kepada Allah yang melebihi dari segala-galanya

Keimanan yang kuat akan mampu mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin,  sebagaimana peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan putranya. Oleh karena itu, Allah  memberikan balasan terhadapnya dan  dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang muhsin (berbuat baik). Sebagaimana Allah SWT

firmankan di dalam surat Ash-Shaffat, ayat 110.

"Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik !”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Apa yang telah dilakukan Nabi lbrahim dan putranya, Ismail memberikan penegasan bahwa keimanan seseorang tidaklah cukup hanya dengan

kelakar, ucapan dan pengakuan semata. Tetapi keimanan itu membutuhkan pembuktian,  pengorbanan, dan ujian. Oleh karenanya, salah satu nilai yang dapat kita ambil dari peringatan Idul Adha ini adalah kemauan kita, keikhlasan kita untuk selalu berkurban dan berbagi kepada sesama. Hal ini diperintahkan langsung oleh Allah SWT dalam firman :

''Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.'' (al-Kautsar : 1-3).

Dalam ayat ini Allah SWT menyandingkan perintah shalat dengan perintah kurban. Bahkan dalam Al-Qur’an tidak kurang 28 kali perintah shalat disandingkan dengan perintah zakat. Begitu juga ibadah puasa disempurnakan dengan zakat fitrah. Ini artinya bahwa Islam sangat memperhatikan kesalehan sosial di samping kesalehan individual. Kedua kesalehan ini sangat

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan