Bengkulu Siap Lawan Inflasi dari Desa

Langkah konkrit melawan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan--

RADAR BENGKULU – Langkah konkrit melawan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan mulai digeber Pemerintah Provinsi Bengkulu. Tak sekadar wacana, Pemprov menggandeng Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu untuk menggelar Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Selasa (3/6) di Aula Bapelkes.

Dalam agenda yang berlangsung dinamis tersebut, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, tampil memberi semangat. Ia menyebut acara ini sebagai momentum strategis dalam membangun Bengkulu yang mandiri dan tahan banting terhadap gejolak ekonomi global.

“Kita tahu dunia sedang bergejolak, dari ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasok, hingga pengetatan moneter global. Tapi Bengkulu tetap mampu tumbuh. Pada triwulan I 2025, ekonomi kita tumbuh 4,84 persen, dan inflasi berhasil ditekan di angka 0,39 persen,” ujar Herwan bangga.

BACA JUGA:Inflasi Bengkulu Naik Tipis

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Komitmen Wujudkan Pemerintahan Bersih Tanpa Korupsi

Namun, ia mengingatkan bahwa situasi tersebut tidak boleh membuat lengah. Inflasi pangan tetap menjadi hantu yang harus diwaspadai, terutama karena sektor ini sangat rentan terhadap fluktuasi pasokan.

Bukan hanya bicara data, Pemprov Bengkulu sudah menyiapkan terobosan konkrit. 

Salah satunya adalah pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Lembaga ini disiapkan sebagai agregator komoditas pangan sekaligus jembatan pembiayaan bagi petani dan pelaku UMKM di desa.

“Koperasi ini akan menjadi ujung tombak. Ia bukan sekadar tempat jual-beli, tapi juga penghubung antara desa, pasar, dan lembaga keuangan,” ungkap Herwan.

BACA JUGA:Pemerintah Batal Berikan Diskon Listrik ke Masyarakat

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Komitmen Wujudkan Pemerintahan Bersih Tanpa Korupsi

Lebih menarik lagi, koperasi ini akan dikelola dengan pendekatan modern. Mulai dari digitalisasi transaksi, pelatihan manajemen usaha, hingga kolaborasi dengan OJK, perbankan syariah, dan platform keuangan digital. Semua dirancang agar koperasi tak sekadar hidup, tapi mampu tumbuh dan memberi dampak nyata.

“Kita ingin Koperasi Merah Putih menjadi pilar ketahanan pangan lokal yang kuat dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” tegasnya.

Program ini juga tidak berjalan sendiri. Pemprov Bengkulu melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memperkuat basis data. Tujuannya jelas: agar kebijakan tidak meleset sasaran.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan