Kerahkan Kapal Keruk, Pelindo Berupaya Maksimal Keruk Alur Pelabuhan Pulau Baai

Kerahkan Kapal Keruk, Pelindo Berupaya Maksimal Keruk Alur Pelabuhan Pulau Baai--

RADAR BENGKULU  – Pendangkalan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu kini menjadi sorotan utama. Kondisi alur yang semakin kritis memengaruhi kelancaran aktivitas pelayaran dan logistik, yang berisiko mengganggu perekonomian Provinsi Bengkulu, khususnya bagi distribusi barang dan kebutuhan masyarakat di Pulau Enggano. Merespon hal ini, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu sedang melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut.

Menurut General Manager (GM) PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, S Joko, langkah-langkah penanganan serius sedang dilakukan untuk memulihkan kedalaman alur pelayaran di pelabuhan tersebut. "Kami berkomitmen untuk segera mengatasi pendangkalan ini dengan melakukan pengerukan alur secara maksimal," ujarnya.

 S Joko menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan PT Sarana Pengerukan Utama untuk melaksanakan tugas ini, mengingat perusahaan tersebut merupakan satu-satunya perusahaan lokal yang memiliki izin usaha pengerukan di wilayah tersebut.

Pendangkalan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai memang sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kegiatan pelayaran kapal-kapal besar, tetapi juga berisiko memperlambat distribusi bahan bakar dan barang penting ke daerah-daerah yang bergantung pada pelabuhan ini, terutama Pulau Enggano. Pemerintah Provinsi Bengkulu pun merespon dengan serius atas permasalahan ini. Gubernur Bengkulu telah melakukan kunjungan lapangan ke Pelabuhan Pulau Baai untuk menilai kondisi terkini dan melihat secara langsung dampak dari pendangkalan tersebut.

BACA JUGA:Simak ya, Ini 4 Manfaat Air Garam untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Petani Bengkulu Tak Boleh Merugi Lagi, Gubernur Helmi Siapkan Langkah Strategis

Setelah kunjungan tersebut, Gubernur Bengkulu mengeluarkan surat kepada Kementerian Perhubungan yang menyatakan bahwa kondisi alur pelayaran pelabuhan tersebut dalam keadaan kritis. Surat ini juga mendesak Kementerian Perhubungan untuk segera memberikan penugasan kepada PT Pelindo guna menangani persoalan ini. Tindak lanjut dari surat tersebut, PT Pelindo langsung merespons dengan melakukan langkah-langkah konkrit.

Dalam upaya penanganan ini, PT Pelindo fokus pada dua hal utama, yaitu pengerukan alur pelayaran dan pemulihan kelancaran aktivitas pelabuhan. 

"Kami berusaha secepat mungkin untuk mengeruk alur ini sehingga kapal-kapal, baik penumpang maupun pengangkut bahan bakar, dapat beroperasi kembali," kata S Joko.

 Saat ini, peralatan yang digunakan untuk pengerukan meliputi tiga unit excavator, satu wheel loader, tiga dump truck, dan satu kapal keruk hopper Nera 02. Dengan kapasitas produksi pengerukan sekitar 1.500 meter kubik per hari, PT Pelindo berharap proses pengerukan dapat segera selesai dan kondisi alur pelayaran kembali normal.

BACA JUGA:Konsumen Kesulitan Isi BBM di Pertashop, Pengusaha Rugi Miliaran

BACA JUGA:Pemprov Siap Ambil Alih Pengerukan Alur Pulau Baai

Untuk memastikan progres pekerjaan, PT Pelindo juga melakukan evaluasi berkala dan memonitor kondisi alur secara intensif. Salah satu langkah yang diambil adalah pelaksanaan sounding bathimetri pada 10 April 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan kedalaman alur dan mengidentifikasi titik-titik kritis yang membutuhkan pengerukan segera. 

"Dengan adanya sounding bathimetri ini, kami dapat memastikan pengerukan dilakukan pada spot-spot yang paling urgen dan memberikan dampak maksimal pada pemulihan alur," ungkap S Joko.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan