Menaker Lakukan Langkah Ini Untuk Atasi Jutaan Lulusan SMA-SMK Pengangguran

RADAR BENGKULU, JAKARTA – Masalah pengangguran di Indonesia semakin mengkhawatirkan!

Seperti dikutip dari laman disway.id, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan bahwa dari total 7,5 juta pengangguran, sekitar 3 juta diantaranya merupakan lulusan SMA dan SMK.

Data dari BPS ini menyoroti kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.

“Kita lihat pengangguran sekarang 7,5 juta. Tingkat pengangguran kita 4,91 persen. Sekitar 3 jutaan adalah lulusan SMA dan SMK. Ini potretnya. Lulusan SMP ada 2,5 juta pengangguran,” ungkap Yassierli di Jakarta, 25 Maret 2025.

Menurut Menaker, pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja Meskipun ada beberapa sekolah unggulan yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri, secara umum sistem pendidikan masih tertinggal.

BACA JUGA:Wagub Mian Kunjungi Warga Kurang Mampu, Usulkan Program Bedah Rumah

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Suntikkan Dana Rp 48,6 Miliar ke RSUD M Yunus

“Kita bicara Indonesia dengan kompleksitas dan luasnya. Kita punya beberapa SMA dan SMK unggulan, tapi mayoritas lulusan masih kesulitan masuk dunia kerja,” ujarnya.

Perubahan industri yang cepat juga menjadi tantangan. Dengan hadirnya revolusi industri 4.0 hingga 5.0, serta konsep Green Economics dan Circular Economics, banyak pekerjaan yang membutuhkan keterampilan baru.

Untuk contoh, mekanik atau teknisi mobil yang sebelumnya hanya memperbaiki mobil konvensional kini dituntut untuk bisa menangani mobil listrik.

Jika tidak segera beradaptasi, lulusan SMA-SMK akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Ketenagakerjaan tengah merumuskan program School to Work Transition atau transisi dari sekolah ke dunia kerja.

BACA JUGA:KemenHAM Usul Penghapusan SKCK Narapidana kepada Polri

BACA JUGA:Bank Bengkulu Bangun Budaya kerja yang Lebih Profesional dan Kompetitif