Ikut Tidur

Dahlan Iskan--

Setelah makan kaki pun kembali kuat. Lalu berjalan ke stasiun kereta bawah tanah. Tujuan: Zhang Yuan (??). Dalam ejaan baru ditulis ??.

Lokasi ini baru. Keren. Di tengah kota Shanghai. Belum sepenuhnya jadi. Wujudnya seperti Xin Dian Di (???) di bagian lain kota Shanghai, tapi beda. Ini klasik-modern. Bukan kuno. Anak muda pasti suka ke sini. Tiap sudutnya menarik untuk lokasi foto.

 

Lokasi Zhang Yuan tidak jauh dari Starbucks terbesar di dunia itu. Yang pernah ada di Disway kapan dulu itu. Tentu kami juga sempatkan masuk Starbucks. Sambil lewat. Menikmati kamar kecilnya.

Dari Starbucks sudah dekat. Tinggal menyeberang jalan. Melewati G-Walk yang menawarkan aneka makanan UMKM –dengan bentuk kios yang seperti di Amerika.

Rupanya Starbucks tersebut telah jadi tujuan wisata yang kuat. Maka dikuatkan sekalian dengan membangun lokasi wisata baru di sebelahnya.

Waktu pun habis. Senja yang dingin telah tiba.

Itulah senja terakhir tahun 2023.

Senja yang ramai. Yang di lokasi ini tampak seperti hari raya. Jalan-jalan di lokasi ini seperti cat walk tak berujung. Hampir semua yang berjalan kaki berpakaian seperti seorang foto model yang siap difoto kapan saja.

Rasanya kota ini terlihat cantik karena orang yang berlalu-lalang cantik-cantik. Tampil cantik, maksud saya.

Lihatlah baju dingin mereka. Lihatlah sepatu boot wanitanya. Lihatlah model-model topinya. Tidak ada yang berpakaian seadanya. Tidak ada yang tidak ber-make-up.

Musim dingin membuat wanita tampil lebih bergaya. Apalagi ini musim dingin tutup tahun.

Kesimpulan saya: kota menjadi cantik kalau yang berlalu-lalang di kota itu juga cantik.

Maka bagi wali kota yang ingin kotanya cantik rasanya perlu memberi insentif bagi wanita yang mau berlalu-lalang dengan gaya yang cantik. Atau memberi subsidi mereka Rp 400 triliun.

Coba saja bila yang berlalu-lalang itu kumuh-kumuh, berkeringat, tidak ber-make-up, rasanya ikut pemilu pun malas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan