RADAR BENGKULU - Seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri kayu global dan keterbatasan sumber kayu dari hutan alam, kayu karet (Hevea brasiliensis) dari Provinsi Bengkulu menjadi primadona bagi pengrajin dan produsen furnitur. Permintaan terhadap kayu karet ini terus meningkat setiap tahun.
Terbaru, lebih dari 2,7 milyar rupiah dari kayu karet olahan asal Provinsi Bengkulu telah dikirim ke Tiongkok melalui Pelabuhan Laut Pulau Baai. Pengiriman ini terdiri dari 17 kontainer ekspor berukuran 40”.
BACA JUGA:Perayaan Misa Natal di Gereja Katolik Santo Yohanes, Kegembiraan dan Kedamaian Natal Lebih Terasa
Pengusaha kayu karet, Saiful menyatakan bahwa bahan baku kayu karet diperoleh dari petani yang meremajakan kebun karetnya. Pohon karet tua yang tidak produktif lagi ditebang dan digantikan dengan pohon karet baru. Kayu hasil tebangan ini diolah sesuai permintaan untuk memenuhi kebutuhan negara tujuan.
“Kayu karet ini didapat dari para petani dari hasil peremajaan kebun karet mereka. Pohon karet tua yang tidak produktif lagi mereka tebang digantikan dengan pohon karet baru. Kayu dari hasil tebangan itulah yang kami pasok ke perusahaan untuk diolah menjadi furniture sesuai permintaan negara tujuan,” kata Saiful.
BACA JUGA:Pelantikan Pengurus Daerah IKADI Provinsi Bengkulu, Perkuat Soliditas dalam Rakorwil
Kepala Karantina Bengkulu, Bukhari, menyatakan sebelum diekspor ke Tiongkok, kayu karet mengalami pemeriksaan administrasi, fisik, dan karantina. Dia menjelaskan bahwa setelah dinyatakan sehat dan bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina, dikeluarkan Phytosanitary Certificate (PC) sebagai jaminan kualitas produk.
"Setelah dinyatakan sehat dan dinyatakan bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina maka kita terbitkan Phytosanitary Certificate (PC). Dokumen ini sebagai jaminan bagi negara luar atas kualitas produk yang kita kirim,” katanya
BACA JUGA:Gubernur dan Kapolda Pantau Perayaan Natal Tahun 2023 di Kota Bengkulu
Data dari Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) menunjukkan bahwa lalulintas kayu karet Bengkulu sempat terhenti selama pandemi COVID-19 dan kekurangan pasokan bahan baku. Namun, pada tahun 2023, ini merupakan kali ketiga ekspor kayu karet untuk memenuhi permintaan Tiongkok.