Banyak dari mereka mengalami tekanan emosional yang akhirnya mendorong mereka ke arah yang salah.
“Remaja adalah individu yang sedang dalam tahap pencarian jati diri, dan mereka sering merasa bingung dengan tekanan sosial di sekitar mereka. Dalam beberapa kasus, mereka bergabung dengan geng motor bukan karena niat kriminal, tetapi karena mereka merasa diabaikan atau tidak mendapat perhatian di rumah atau sekolah,” jelas sang Ledyawati.
BACA JUGA:Bengkulu Menjadi Tuan Rumah Kegiatan Simposium Nasional Akuntansi 2024 ke-27
BACA JUGA:Yukita Waterpark, Destinasi Liburan Keluarga yang Nyaman di Kota Bengkulu
Ia menekankan bahwa salah satu solusi yang efektif adalah dengan memberikan dukungan emosional dan psikologis yang memadai kepada remaja, baik dari keluarga maupun sekolah.
Pendidikan karakter yang kuat dan kegiatan-kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan organisasi sosial dapat menjadi penyeimbang agar remaja tidak terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang.
Para siswa SMAN 3 Kota Bengkulu yang hadir dalam acara tersebut diajak untuk lebih peka terhadap lingkungan pergaulan mereka dan berani melaporkan jika ada teman-temannya yang mulai menunjukkan tanda-tanda terlibat dalam aktivitas geng motor.
Sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif diisi dengan berbagai pertanyaan dari siswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang cara-cara mencegah keterlibatan dalam geng motor.
BACA JUGA:Inilah Kisah Pak Joko dan Pangkalan LPG yang Dikelolanya
BACA JUGA:Kebun Anagro, Berwisata Sambil Berkebun
H. Rustiyono, S. Pd,. M.Pd, sebagai Kepala Sekolah, menegaskan bahwa pihak sekolah berkomitmen untuk terus memberikan pendidikan karakter secara intensif kepada para siswa.
Program-program seperti penyuluhan dari kepolisian dan kegiatan ekstrakurikuler akan terus dikembangkan untuk memberikan alternatif kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi perkembangan mental dan sosial siswa.
“Kami akan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan tenaga ahli, untuk memastikan bahwa para siswa memiliki pemahaman yang baik mengenai risiko keterlibatan dalam geng motor dan cara menghindarinya. Pendidikan karakter menjadi salah satu fokus kami dalam membentuk pribadi yang kuat dan bertanggung jawab,” jelasnya.
Acara FGD ini ditutup dengan komitmen bersama dari semua pihak untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis dan sosial generasi muda. Diharapkan, dengan adanya diskusi ini, para siswa dan orang tua dapat lebih waspada terhadap tanda-tanda keterlibatan dalam geng motor serta melakukan langkah-langkah preventif yang tepat.
BACA JUGA:Anak Muda Bengkulu Harus Bersatu Menjadi Tuan di Tanah Sendiri
BACA JUGA:Masyarakat Desak Keterbukaan Data dan Pengawasan Investor di Bengkulu