Teknologi canggih diimplementasikan untuk mendukung efisiensi konstruksi, dan seluruh alur kerja serta kelengkapan dokumen disepakati sejak awal melalui kick of meeting. Dengan langkah ini, perusahaan berhasil mengurangi risiko keterlambatan dalam progres konstruksi dan memastikan proyek JTTS berjalan sesuai rencana.
BACA JUGA:Ini 5 Tips Hadapi UTS Untuk Mahasiswa Baru dari Dosen IPB
Proyek JTTS juga melibatkan banyak pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga masyarakat setempat. Kerja sama dan koordinasi yang baik antara semua pihak ini menjadi faktor penting dalam percepatan pembangunan. Hutama Karya terus menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kelancaran proyek dan meminimalkan hambatan yang mungkin terjadi di lapangan.
Hutama Karya berkomitmen memastikan bahwa pembangunan JTTS akan berkelanjutan sehingga diharapkan backbone (jalur utama) segera dapat tersambung sepenuhnya menyesuaikan dengan arahan dan rencana pemerintah, melengkapi tahap pengembangan jalan tol yang dibagi ke dalam beberapa fase. Pada Tahap Kedua, pembangunan fokus pada penyambungan ruas Palembang – Jambi - Dumai, dilanjutkan dengan Tahap III yang diharapkan Lampung - Aceh terhubung sepenuhnya, serta Tahap IV yang menghubungkan wilayah Feeder.
Adjib menyampaikan selain pembangunan fisik, Hutama Karya juga memastikan setiap ruas JTTS beroperasi dengan baik dan memberikan layanan yang optimal kepada pengguna.
“Inovasi teknologi terbaru diimplementasikan untuk memastikan kelancaran operasional jalan tol dan memberikan pengalaman berkendara yang aman dan nyaman bagi pengguna,” tambah Adjib.
Lebih rinci, fasilitas lainnya seperti sistem pembayaran tol nontunai, pengawasan lalu lintas berbasis kamera CCTV, layanan informasi lalu lintas real-time, serta aplikasi HK Toll Apps yang dirancang oleh Hutama Karya untuk memudahkan pengguna jalan tol dalam mengakses berbagai layanan terkait jalan tol yang dikelola.
Hutama Karya telah mengoperasikan ±846 km ruas jalan tol. Sejak pertama kali dioperasikan dari tahun 2017, JTTS telah dilintasi lebih dari 1 juta kendaraan per harinya atau total akumulasi sudah mencapai ratusan juta kendaraan. Pertumbuhan ini terus meningkat seiring bertambahnya ruas tol yang dioperasikan dan perluasan jaringan tol di Sumatra. Adapun mayoritas pengguna JTTS terdiri dari kendaraan pribadi, bus angkutan penumpang antar provinsi hingga kendaraan logistik.
Diwawancarai secara terpisah, Kepala Asperindo Sumsel Haris Jumadi menjelaskan kehadiran JTTS yang banyak membawa keuntungan bagi industri logistik baik dari segi kecepatan maupun pengamanannya. “Utamanya bagi teman-teman yang memprioritaskan lead time itu pasti menggunakan jalan tol. Harapannya bisa terhubung sepenuhnya sehingga distribusi barang kita bisa lancar, kompetisi semakin tinggi, sehingga harga ke masyarakat turut bisa turun,” jelasnya.