Dilansir dari National Geographic, secara evolusioner, puting berkembang pada tahap awal pembentukan embrio, baik pada kucing jantan maupun betina. Di tahap ini, semua janin memiliki ciri-ciri yang hampir sama.
Baru kemudian, seiring perkembangan hormon seks (seperti testosteron pada jantan), tubuh mulai mengembangkan perbedaan antara jantan dan betina. Namun, puting yang terbentuk pada tahap awal ini tetap ada meskipun pada kucing jantan tidak akan digunakan.
Secara medis, puting pada kucing jantan tidak memiliki fungsi spesifik dan dianggap sebagai bagian dari "arsitektur tubuh" yang tidak berkembang lebih lanjut. Jadi, meskipun kucing jantan tidak menyusui atau tidak menghasilkan susu, mereka tetap membawa ciri ini sebagai hasil dari proses perkembangan yang serupa dengan betina.
Kondisi Medis Terkait Puting Kucing
BACA JUGA:Kucing Sebagai Hewan Terapi: Menyembuhkan dengan Kehadiran yang Menenangkan
BACA JUGA:7 Fakta Menarik dan Unik Tentang Kucing Hitam, Dari Hal Buruk, Magic Hingga Keberuntungan
Meskipun puting kucing jantan umumnya tidak memiliki peran biologis, ada beberapa kondisi medis yang bisa mempengaruhi puting mereka, seperti infeksi atau tumor.
Walaupun kasus ini jarang terjadi, baik pada kucing jantan maupun betina, kesehatan puting tetap harus diperhatikan sebagai bagian dari pemeriksaan umum kesehatan kucing.
Pembengkakan, perubahan warna, atau tanda-tanda tidak normal lainnya bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian dokter hewan.
Pada kucing betina yang sedang menyusui, puting mereka bisa mengalami mastitis, yaitu infeksi pada kelenjar susu. Ini bisa terjadi jika salah satu puting tersumbat atau terinfeksi bakteri.