Khutbah Jumat: Empat Golongan yang Diharamkan Masuk Neraka

Kamis 03 Oct 2024 - 22:40 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar

Mengapa orang yang sombong tidak dapat masuk surga? Menurut Syekh Abdul Aziz dalam kitabnya Mawaridu Dham’an li Durusiz Zaman juz 2, karena sombong menjauhkan seseorang dari akhlak seorang mukmin. Orang sombong tidak bisa mengasihi orang mukmin seperti ia mencintai diri sendiri. Ia tidak memiliki sikap rendah hati, erat dengan ujaran kebencian, sikap dendam, marah, iri, dengki, bahkan ekstremisme.

Ia juga sulit menerima nasihat kebaikan, tidak dapat menahan diri dari amarah, mudah mengumpat, dan meremehkan orang lain. Orang sombong dekat dengan sikap tercela. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya yang artinya: "Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR Muslim).  

Agar terhindar dari kesombongan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyisihkan hartanya setiap hari satu dirham untuk memberi makan kepada umat Islam yang membutuhkan serta makan bersama mereka.

Selain itu, Gus Baha juga memiliki cara agar tidak sombong. Yaitu, membelanjakan uang pemberian orang fakir, berapa pun jumlahnya, untuk membeli kebutuhan pokok. Hal itu dilakukan agar beliau mengingat pernah makan uang orang fakir. Itu cara beliau agar dapat terhindar dari kesombongan.    

 Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

2. Layyin, lemah lembut dan santun

Menurut Imam at-Thabari dalam kitabnya Tafsir at-Thabari juz 6 dijelaskan bahwa sifat lemah lembut dan kasih sayang merupakan rahmat dari Allah SWT untuk umat manusia.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159 yang artinya: "Dengan rahmat dari Allah SWT engkau (Nabi Muhammad) lemah lembut terhadap umat, seandainya engkau kaku dan keras hati niscaya umat akan menyingkir darimu."

Imam at-Thabari menjelaskan bahwa dengan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap Nabi dan umatnya, Rasulullah menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, mudah, dan penuh dengan kebaikan. Nabi selalu menahan diri dari kaum yang menyakitinya, mengampuni orang yang berdosa, dan bersikap lunak terhadap umatnya.

Seandainya Nabi bersikap keras dan kaku, tentu umat akan meninggalkan Nabi. Namun Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi dan umatnya, sehingga dengan rahmat Allah, Nabi mengasihi terhadap umatnya.  

Tidak hanya itu, sikap lemah lembut dan kasih sayang merupakan prinsip dan pokok dari sebuah kebaikan. Terbukti orang yang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia terhalang untuk melakukan kebaikan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim juz 4 halaman: 2003 yang artinya: "Barang siapa tiada memiliki kelembutan, baginya tiada kebaikan." (HR Muslim)  

Maksudnya orang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia akan terhalang dari segala kebaikan. Karena kebaikan tiada bisa dilakukan kecuali dengan kelembutan dan kasih sayang.  

 

 

3. Sahlun, yaitu mudah membantu orang lain

Kalangan ini ringan tangan, gemar membantu kalangan lain. Baik dengan tenaga, pikiran, maupun harta. Ia ringan memberikan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang membutuhkan, apalagi di masa banyak terjadi musibah saat ini. Bantuan dapat disalurkan secara langsung atau melalui lembaga terpercaya. Seperti Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), apalagi sedang terjadi bencana yang menimpa sesama. Tujuannya adalah meringankan saudara kita yang tengah terkena musibah.  

Kategori :