radarbengkulu.bacakoran.co - Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, sering kali menjadi sorotan karena karakteristik unik dan pandangan hidup yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ahli dan pengamat mulai membahas kemungkinan bahwa Generasi Z dapat disebut sebagai "Generasi Bahagia."
Apa yang mendasari anggapan ini, dan bagaimana mereka membentuk konsep kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari? Berikut penjelasannya yang dilansir pada Pew Research Center dan Journal of Happiness Studies.
Definisi Kebahagiaan bagi Generasi Z
BACA JUGA:Peran Generasi Milenial dan Gen Z dalam Mendorong Tren Gaya Hidup Zero Waste
BACA JUGA:Masalah Stunting Naik di Bengkulu, Gen Z & Milenial Harapan Indonesia Emas 2045
Bagi Generasi Z, kebahagiaan tidak hanya diukur dari pencapaian materi atau status sosial, tetapi lebih pada pengalaman hidup yang bermakna dan hubungan yang sehat.
Mereka lebih cenderung mengejar tujuan yang berhubungan dengan kesejahteraan mental, kesehatan fisik, dan keberlanjutan.
Nilai-nilai ini mencerminkan kesadaran mereka akan isu-isu sosial dan lingkungan yang lebih besar, sehingga mendorong mereka untuk mencari cara yang lebih positif dalam menjalani hidup.
Keterhubungan Digital
BACA JUGA:Executive Forum SEVIMA, Ratusan Rektor Rumuskan 3 Tips Kampus Agar Digandrungi Gen Z
Generasi Z tumbuh dalam era digital, di mana mereka memiliki akses mudah ke informasi dan dapat terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia.
Meskipun seringkali dikritik karena ketergantungan pada media sosial, penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z juga menggunakan platform ini untuk menemukan dukungan emosional dan komunitas yang sejalan dengan nilai-nilai mereka.