"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah SWT serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.'' (al Hadid: 20)
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid dan Hikmahnya
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Tanda-Tanda Orang Menderita
Dalam ayat ini dunia dijelaskan sebagai tempat yang fana. Dimana nikmat- nikmat dunia akan sirna. Keadaan penduduk dunia seperti seorang petani yang bahagia melihat tanaman yang hijau dan segar karena tersiram air hujan setelah kemarau panjang. Mereka merasa takjub dengan keadaan ini. Tetapi setelah beberapa waktu yang tidak lama tanaman tersebut menguning dan layu kemudian hancur menjadi debu. Dan saat dunia ini hancur dan sirna orang-orang yang menyangka bahwa
kehidupan dunia kekal akan menyesal.
Gambaran ini menjelaskan bahwa kehidupan akhirat akan menggantikan kehidupan dunia. Dan pada saat itu yang ada hanyalah dua pilihan. Kehidupan kekal bahagia dalam kasih sayang dan ridhonya Allah SWT dalam syurganya atau kehidupan yang penuh derita, sakit dan kesedihan dalam neraka yang panas membakar.
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT
Maka, untuk menghadapi kehidupan akhirat persiapan kita adalah saat ini. Keselamatan kita nanti bergantung dengan jalan yang kita pilih. Apakah mengambil jalan berliku mengikuti tuntunan iblis, setan dan hawa nafsu ataukah berjalan diatas jalan Al-Qur'an, jalan nabi Muhammad SAW dan orang -orang solih.
Sebagai seorang muslim harus disadari bahwa orang tua memiliki tugas lebih untuk
menjaga anak-anaknya dan mereka yang berada dalam tanggung jawabnya agar selamat diakhirat nanti.
Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang tanggung jawabnya." (Hadits shahih, Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Anak merupakan amanat yang menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya, mengarahkan mereka agar berjalan dijalan kebajikan dan keimanan menjadi salah satu ikhtiar agar mereka dapat mempersiapkan diri mereka sehingga mereka selamat dari dahsyatnya api neraka.
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Menjauhi Dosa JudI
Selain itu, anak juga merupakan ladang amal. Bahkan investasi bagi kedua orang tuanya. Bila ia baik, maka anak menjadi investasi yang membawa kebaikan dan sebaliknya apabila dia tidak baik, juga akan berdampak buruk bagi kedua orang tuanya. Maka menjaga ahli keluarga dari api neraga hendaknya mejadi suatu yang harus diprioritaskan.