Jembatannya sendiri kini jadi objek wisata kebangaan orang Samosir. Mereka tidak membayangkan akan ada jembatan modern nun di pedalaman Samosir. Baru. Melengkung di atas selat Tano Ponggol. Itulah selat antara Samosir dan daratan Tapanuli yang paling sempit.
Jembatan itu panjangnya 350 meter. Berpilar tiga. Tinggi Warna merah. Di bagian atas sana tiga pilar itu menyatu: jadi pegangan kabel-kabel baja.
BACA JUGA:Wakapolda Bengkulu: Sinergi Penting untuk Pilkada 2024 yang Aman dan Demokratis
BACA JUGA:Sopir di Kaur Diamankan Atas Penyalahgunaan Narkoba
Jembatannya sendiri berada di sela-sela ’’paha’’ pilar itu. Bentang terpanjangnya 90 meter. Kapal bisa tetap lewat di bawahnya. Arsitektur jembatan itu modern. Tiga pilar yang menyatu tinggi itu menjadi icon tersendiri.
Nama Presiden Jokowi abadi melekat di jembatan itu.
Tiba di jembatan ini berarti Sibeabea tidak jauh lagi. Sibeabea sudah di depan mata.
Sibeabea adalah kampung halaman Sudung Sitomorang. Juga kampung halaman Daulat Situmorang. Rumah mereka berdekatan. Keduanya memang masih sepupu --Sudung memanggil Daulat sebagai paman.
Untuk mencapai Sibeabea, Anda juga bisa terbang dari Jakarta. Langsung ke Bandara Silangit di Siborongborong. Lalu naik mobil sejauh 2,5 jam menuju arah Humbang Hasundutan. Ada pertigaan menuju Sibeabea.