BACA JUGA:Khutbah Jumat: Bahagiakanlah Ayah Ibumu Dengan Doa di Alam Sana
Ayat tersebut seolah menjawab kesedihan Tsauban yang takut tidak bisa bertemu dengan Rasulullah, orang yang sangat dicintainya, di akhirat kelak. ( Lihat Tafsir Lubbatutta’wil fi Ma’anittanzil/ al-Khazin)
Oleh sebab itu mari kita mencintai Rasulullah. Karena mencintai Rasululahh merupakn bukti kecintaaan dan ketaaatan kepada Allah. firman Alah :
"Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS. Ali Imron: 31).
Terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan rasa cinta pada Rasulullah. Antara lain:
1. Bertemu dengannya
Tentu saja para sahabat Nabi SAW yang bertemu secara langsung dengan Rasulullah. Faktor ini lah yang menyebabkan para sahabat sangat mencintai Rasulullah. Kita umatnya yang hidup setelahnya memang tidak bertemu secara langsung, tetapi berpeluang bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi.
Sebagaimana hadist: “Man Ra’a ni fi al-Manami Faqad Ra’ani fa Innasy-syai?ana la Yukhayyalu bi (siapa yang bermimpi bertemu dengan aku, maka berarti ia benar-benar telah melihat aku, karena sesungguhnya syetan tidak sanggup mengkhayalkan wajahku).
2. Memperingati Maulidnya
Rasulullah mengenang dan memperingati hari lahirnya setiap hari Senin. Sebagaimana hadist: Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, “Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)
3. Bershalawat Kepadanya
Firman Allah: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. ( QS. Al-Ahzab: 56)
4. Mengikuti Sunnahnya
Rasululah bersabda : “Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafa ar-Rasyidin yang mendapatkan petunjuk.
Gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham.Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.” ( HR. Abu Dawud).
5. Meneladaninya