Di Kabupaten Mukomuko, penyaluran pupuk Urea mencapai 45,58 persen atau 752,148 ton dari alokasi 1.650 ton, dan pupuk NPK sebesar 53,11 persen atau 755,900 ton dari alokasi 1.461 ton. Kabupaten Lebong mencatatkan realisasi terendah, dengan pupuk Urea hanya sebesar 8,53 persen atau 227,572 ton dari alokasi 2.669 ton, dan pupuk NPK sebesar 22,69 persen atau 773,420 ton dari alokasi 3.408 ton.
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu Manfaat Kemangi Mentah,Ternyata Bagus Untuk Tubuh
BACA JUGA:Jadi Begini Ini Cara Agar Jentik Nyamuk Tidak Berkembang
Kabupaten Kepahiang melaporkan realisasi pupuk Urea sebesar 41,11 persen atau 443,937 ton dari alokasi 1.080 ton, dan pupuk NPK sebesar 37,53 persen atau 617,324 ton dari alokasi 1.645 ton. Sementara di Kabupaten Bengkulu Tengah, realisasi penyaluran pupuk Urea sebesar 34,40 persen atau 195,050 ton dari alokasi 567 ton, dan pupuk NPK sebesar 34,80 persen atau 435 ton dari alokasi 1.250 ton.
Terakhir, di Kota Bengkulu, penyaluran pupuk Urea telah mencapai 54,73 persen atau 129,400 ton dari alokasi 220 ton, pupuk NPK sebesar 61,34 persen atau 198,742 ton dari alokasi 324 ton, sedangkan alokasi pupuk NPK formula khusus sebanyak 11 ton hingga kini belum terealisasi.
Dengan masih tersisanya stok pupuk yang belum tersalurkan, Destriana berharap agar petani segera menebus pupuk yang dialokasikan untuk mereka. Ia juga mengingatkan bahwa jika pupuk tidak segera direalisasikan, ada kemungkinan stok tersebut akan dikembalikan ke pemerintah pusat untuk distribusi tahun berikutnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu, melalui Dinas TPHP, terus berkomitmen untuk mempercepat distribusi pupuk bersubsidi agar dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh para petani. Namun, tantangan di lapangan, seperti kendala penebusan oleh petani dan distribusi di tingkat lokal, masih menjadi perhatian utama yang harus segera diatasi untuk memastikan produksi pertanian di Bengkulu tetap optimal.