Inilah Kisah Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (29) - Fatmawati Terima Telegram dari Bung Karno

Kamis 07 Dec 2023 - 08:17 WIB
Reporter : Azmaliar Zaros
Editor : Admin

''Fatmawati, Nikah dengan Wakil; Yaitu Saudara Opseter Sarjono, Tanggal 1 Juni 1943, Berangkat ke Jakarta.'' Sukarno.

OLEH: AZMALIAR ZAROS 

RADAR BENGKULU  - Kota Bengkulu mempunyai sekolah Mu'alimat. Ketika sekolah-sekolah dibuka lagi, Fatmawati memberi kursus pada murid-murid Mu'alimat tentang masak-memasak dan jahit menjahit.

Untuk itu, dia mendapat honorarium sebesar Rp 15,- uang Jepang. Ini cukup untuk pembeli sirih ibunya dan untuk membeli baju Fatmawati

Mengajar baru berjalan lebih kurang 3 atau 4 bulan, datanglah telegram dari Jakarta. Telegram itu memakai tulisan Jepang. Ia baru sedikit sekali belajar bahasa Jepang. Terpaksa ia minta tolong pada gurunya untuk menerjemahkannya.

Isi telegram itu ternyata : ''Fatmawati, nikah dengan wakil; yaitu saudara opseter Sarjono, tanggal 1 Juni 1943, berangkat ke Jakarta.'' Sukarno.

Setelah gurunya menerjemahkan, ia buru-buru pulang ke rumah. Rumahnya tak jauh dari sekolah itu. Kira-kira waktu 5 menit perjalanan. Ia memberi kabar kepada ibu dan ayah dan menyerahkan telegram tersebut.

Sepenerima telegram itu, ia merasa lega bercampur lemas. Lega, karena setelah menunggu berkepanjangan dari tahun 1939-1943.

Lemas, karena membayangkan kehidupan baru sebagai istri Bung Karno nanti. Mampukah ia akan memenuhi harapan calon suaminya. Dan tentunya harapan rakyat, sebagai pendamping pemimpinnya dimasa perjuangan ini.

Saat pernikahan pun datang. Yang bertindak sebagai wali Fatmawati, datuknya Basarudin. Sedangkan Bung Karno diwakili oleh opseter Sarjono.

Sanak famili semua diundang dan tak ketinggalan pula para anak yatim piatu. Pernikahannya diadakan sangat sederhana. 

BACA JUGA:Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (26) - Fatmawati Bertugas dalam Suasana Perang

BACA JUGA:Inilah Kisah Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (27) - Ciuman Sayang dari Bung Karno

Fatmawati berpakaian kain dan kebaya saja. Tak ada tabuhan. Keadaan prihatin. Apalagi pihak pengantin lelaki ada di seberang. Sebagian dari famili tidak setuju. Yaitu famili dari pihak ayah atas perkawinan ini.

Akan tetapi kemudian mereka berbaik kembali. Alhamdulillah ... Akhirnya tibalah saat dia meninggalkan Kota Bengkulu, tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Sebelum berangkat, ia memohon diri kepada datuknya. Datuknya itu sudah uzur. Ia bersandar ketika Fatmawati menemuinya. Fatmawati mencium tangan dan pipinya yang sudah keriput itu.

Kategori :