"Berbeda misalnya dengan adanya penjurusan, dapat diprediksi secara pasti kebutuhan gurunya, tergantung banyaknya kelas per jurusan yang akan dikembangkan," tutur aktivis asal Yogyakarta tersebut.
Dalam jangka panjangnya, lanjutnya, Indonesia semakin tertinggal dalam bidang ilmu dan teknologi. "Mengapa? Karena ilmu pasti (Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika) adalah dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi dengan dihapuskannya jurusan IPA IPS makin sedikit murid-murid SMA yang mengikuti pembelajaran materi tersebut. Mereka akan memilih paket-paket yang mudah saja."
BACA JUGA:Inphic G2: Headset Gaming Yang Memiliki Desain Ringan dan Efek Pencahayaan RGB Memukau
BACA JUGA:Honor Magic V3 Hadir Dengan Chipset Snapdragon 8 Gen 3 dan Layar OLED 120Hz
BACA JUGA:Microsoft Akan Merilis Sky Cipher, Kontroler Special Edition Pada Bulan Agustus 2024
Oleh sebab itu, kebijakan penghapusan jurusan IPA-IPS-Bahasa dan juga seleksi masuk PTN yang tidak memasukkan materi yang relevan dengan fakultas yang akan dimasuki adalah kebijakan yang populis, tapi tidak cerdas. Karena, tidak melihat sosio kultural dan politis di Indonesia," tuturnya.(**)