Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari pada jihad di jalan Allah ?”
Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun, yaitu hari ‘arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari Ahad, 16 Juni yang akan datang. Pada hari arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu.
Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab :
Maknanya: “Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang.”
(HR Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan hari arafah dalam sabdanya:
Maknanya : “Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari arafah.” (HR Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al Muwaththa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “Tidaklah syetan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari arafah.”
(HR Imam Malik)
Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari arafah dan begitu banyak pengampunan dosa yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu. Hal- hal semacam ini tentu sangat dibenci oleh syetan.
Hari arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya :“Doa yang paling utama adalah doa pada hari arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan yaitu, tauhi kalimat (HR?? : Imam Malik).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai dengan hewan qurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.