RADAR BENGKULU.BACAKORAN.CO, SELUMA - Pirman (43), petani karet warga Desa Lubuk Terentang Kecamatan Lubuk Sandi menderita luka robet setelah diserang beruang madu saat menyadap karer di kebun pada Sabtu (24/5) lalu.
Korban digigit dan dicakar sehingga luka di bagian kaki kanannya. Saat ini korban terpaksa berjalan dengan tertatih-tatih dan kondisinya kini berangsur-angsur pulih, setelah sempat menjalani perawatan di RSUD M. Yunus Kota Bengkulu, dengan mendapatkan 5 jahitan dan vaksin anti rabies.
Menurut keterangan korban, saat itu korban sedang menyadap getah karet dikebunnya seorang diri yang berjarak sekitar 1,5 km dari rumahnya. Saat korban fokus menyadap karet, dan tidak memperhatikan kondisi disekitar kebun tetangganya yang masih dipenuhi semak belukar, tiba-tiba seekor beruang madu dewasa langsung datang menyerang dari sebelah kanannya hingga membuat korban tersungkur.
Korban kemudian yang berusaha melawan dan menghalau serangan beruang madu tersebut, berupaya mengibaskan pisau sadap getah karet yang dipegangnya ke arah muka beruang madu, sebelum akhirnya beruang madu tersebut kabur kembali ke semak-semak belukar.
" Saat sedang menyadap karet, tiba-tiba datang dari sebelah kanan beruang madu dan langsung menyerang. Saya berusaha melawan dengan pisau sadap yang saya genggam ke mukanya dan beruang madu itu langsung lari kembali ke semak-semak kebun karet tetangga saya, " sampai Pirman.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Dorong Perluasan Areal Pertanian untuk Ketahanan Pangan
BACA JUGA:MTQ ke-36 tingkat Provinsi, Kabupaten Kaur kirim 50 Peserta
Sementara itu, tim BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu dan tim dari organisasi konservasi internasional yang berbasis di New York Amerika Serikat, Wildlife Conservation Society (WCS) langsung ke lokasi untuk memasang perangkap beruang madu dan kamera trap di sejumlah titik di sekitar home range (area jelajah) beruang madu tersebut, dengan dipancing madu dan buah-buahan.
Kasus konflik satwa liar yang dilindungi negara dengan masyarakat setempat, sudah sering terjadi di wilayah Kecamatan Lubuk Sandi ini, lantaran letak Desa Lubuk Terentang ini berada dekat dengan perbatasan kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, yang menjadi daerah pelintasan satwa liar.
Pertimbangan dipasangnya perangkap ini, lantaran sudah beberapa kali konflik, antara manusia dengan satwa langka yang dilindungi negara ini, untuk kemudian dapat direlokasi ke tempat aman dari pemukiman penduduk.
Bahkan beberapa waktu sebelumnya, ternak ayam dan ternak kambing milik warga setempat juga pernah dibantai oleh beruang madu, yang sebelumnya dikira masyarakat sekitar pembantaian tersebut dilakukan oleh harimau Sumatera.
BACA JUGA:Badan Pendapatan Daerah Seluma Sasar Pajak Rumah Makan
BACA JUGA:Bupati Minta Kembangkan SDA Desa Melalui Pokdarwis