RADARBENGKULU.bacakoran.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu merencanakan pembangunan pabrik es di Pulau Enggano, salah satu pulau terluar di provinsi ini.
Langkah ini diambil untuk menjawab keluhan nelayan setempat terkait kesulitan dalam menjaga kualitas tangkapan ikan sebelum didistribusikan ke pasar.
Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Syafriandi, menyatakan, proses perencanaan telah berjalan. Termasuk, peninjauan lapangan untuk lokasi pembangunan pabrik es.
"Ada dua rencana penganggaran. Pertama, kami mengandalkan dana dari APBN untuk Cold Storage dan Pabrik Es portable. Kami sudah mengajukan permohonan dan In shaa Allah akan mendapat bantuan dari APBN. Jadi, kami hanya menerima barang dan nanti ditempatkan di Pulau Enggano," ujar Syafriandi pada Senin, 27 Mei 2024.
BACA JUGA:Dilatih, 132 Warga Bengkulu Adu Nasib Kerja ke Jepang
BACA JUGA:Didampingi Istri, Sukatno Kembalikan Berkas Balon Wakil Gubernur Bengkulu ke Gerindra
Syafriandi menambahkan, jika belum mendapatkan anggaran dari APBN, Pemprov Bengkulu akan mengakomodir pembangunan pabrik es di Enggano melalui APBD Provinsi Bengkulu.
"Sesuai dengan perintah Gubernur Rohidin Mersyah, pabrik es di Pulau Enggano tetap akan dibangun meskipun dana dari APBN belum tersedia. Dana akan diambil dari APBD, In shaa Allah tahun 2025," jelasnya.
Rencana pembangunan pabrik es ini akan dilaksanakan di dua titik di Pulau Enggano. Yakni di Desa Kahyapu dan Desa Banjar Sari. Pembangunan di dua desa tersebut diharapkan dapat mengcover kebutuhan desa-desa lain. Seperti Desa Apoho dan Meok untuk Desa Banjar Sari, serta Desa Kaana dan Malakoni untuk Desa Kahyapu.
BACA JUGA:Rapat Paripurna HUT Kabupaten Kaur ke-21, Capaian Pembangunan Meningkat di era H. Lismidianto SH. MH
BACA JUGA:Ustaz Abdul Somad Diserbu Jamaah di Mukomuko, Lapangan MTQ dan Mesjid Agung Meluber
Estimasi anggaran untuk satu titik pabrik es portable adalah sekitar Rp 600 juta. Namun, jika dilakukan pembangunan pabrik es permanen, biayanya akan meningkat menjadi sekitar Rp 1,2 miliar.
"Rencana awal adalah membangun pabrik es dengan kapasitas 10 ton, namun kebutuhan riil di lapangan sekitar 5 ton per hari, dan bisa meningkat ketika musim ikan tiba," terang Syafriandi.
Syafriandi berharap pembangunan pabrik es ini dapat berjalan lancar, sehingga para nelayan di Pulau Enggano dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi selama ini.
"Mudah-mudahan rencana ini terlaksana. Sehingga Pulau Enggano bisa mencukupi kebutuhan es dari pabrik yang dibangun oleh pemerintah provinsi," pungkasnya.