Kejadian serupa kembali terjadi pada 14 September 2019 di Gudang Bahan Peledak Sat Brimob Polda Jateng.
1 orang terluka dalam kejadian tersebut. Kemudian, pada 4 Maret 2024, gudang Detasemen Gegana Brimob Polda Jatim di Surabaya, Jawa Timur, juga meledak.
“Ledakan ini diyakini berasal dari selongsong yang dimaksudkan untuk dibuang.”
Karena insiden ini sering terjadi, penting untuk mengevaluasi secara menyeluruh standar penanganan amunisi, terutama amunisi usang. Dan akan dimusnahkan,” kata Anton.
2. Ledakkan 65 Ton Amunisi
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan amunisi seberat 65 ton meledak dalam kebakaran di depo amunisi.
Menurut dia, amunisi 65 ton itu sudah kadaluarsa dan merupakan gabungan dari beberapa item yang ada di Kodam Jaya.
“Ada MKK (amunisi kaliber kecil) dan MKB (amunisi kaliber besar). Jadi total beratnya 65 ton,” kata Agus, Minggu di kawasan Bogor.
Dijelaskannya juga, rangkaian usang itu; Cara pembuangan amunisi ini cukup panjang, pasalnya harus melalui beberapa tahapan yang agak rumit sebelum akhirnya dibuang.
“Amunisi yang sudah habis masa berlaku SOP (Standar Operasional Prosedurnya) sudah dikembalikan ke Kodam Jaya. Akan dikumpulkan kembali untuk diperiksa dan diperiksa hingga diperlukan langkah-langkah pembuangan akhir. “Pembuangan” berlokasi di Pameungpeuk (Kabupaten Garut, Jawa Barat) ), kita berada di tempatnya,” ujarnya.
3. Warga Mengira Sebagai Bunyi Petasan
Lokasi gudang amunisi berada di dekat pemukiman warga, tepatnya RW 11 Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor.
Menurut warga sekitar, awalnya mereka mengira suara ledakan berasal dari petasan yang biasa digunakan untuk menandai waktu berbuka puasa.
“Awalnya dikira ledakan Petasan. Warga mengira ada yang menyalakan petasan tanda berbuka puasa, kena, tapi ternyata terbakar.
Akhirnya kami segera mengevakuasi warga di sini, ke rumah saya, agar aman, kata Udin Saputra, Kepala Desa dari desa ciangsana.