Sementara itu General Manager Pelindo Regional II Bengkulu, S. Joko, menyampaikan bahwa potensi ekspor kayu, khususnya kayu karet dari Bengkulu, sangatlah besar. Diantara komoditas ekspor, kayu karet menduduki posisi yang signifikan, diikuti oleh kopi dan kelapa.
Salah satu tantangan dalam ekspor adalah proses double handling. Dimana kontainer lokal pertama kali tiba di Bengkulu sebelum kemudian dihubungkan ke Jakarta untuk kemudian dikirimkan ke kapal asing. Dengan adanya kapal kontainer asing yang langsung berlayar dari Bengkulu, diharapkan proses ini dapat lebih efisien.
"Ini kali pertama kapal dari Bengkulu langsung ke laut luar negeri," sampainya.
Joko juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung sektor logistik. Dalam audiensi bersama Gubernur dan DPRD, telah dibahas rencana untuk meningkatkan efisiensi logistik hingga 25%. Sebagai upaya untuk memperbaiki infrastruktur logistik, saat ini sedang dilakukan survei oleh surveyor yang hadir di Bengkulu.
"Ini menjadi langkah awal untuk merancang strategi logistik yang lebih efisien dan mendukung pertumbuhan ekspor komoditas dari daerah ini," ujarmya.
Disisi lain Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu, Foritha Ramadhani Wati SE MSi, mengungkapkan langkah-langkah untuk menjaga keberlanjutan ekspor komoditas Bengkulu. Dalam upaya ini, pihaknya berencana menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder terkait guna merumuskan strategi yang tepat
Foritha menyatakan, "Kita akan mengevaluasi potensi ekspor di Bengkulu, termasuk melibatkan para pengusaha eksportir untuk mengetahui strategi fasilitasi, kebijakan, regulasi, dan tata kelola aturan lalu lintas perdagangan ekspor."
BACA JUGA:Asisten I Hadiri Musrenbang RKPD Provinsi Bengkulu, Ini Hasil Kesepakatannya
BACA JUGA:Doa Setelah Membaca Yasin saat Ziarah Kubur
Menyikapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Wina Harapan, Panangian Siregar, telah menyatakan komitmennya untuk membawa kontainer langsung ke Bengkulu untuk tujuan ekspor internasional.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Bengkulu terhadap pelabuhan lain, seperti Lampung maupun Palembang.
"Saya melihat potensi hasil bumi di Bengkulu yang belum tereksplorasi dengan baik. Oleh karena itu, saya berencana membawa kontainer langsung ke Bengkulu agar komoditas ekspor Bengkulu dapat bersaing di pasar internasional," ujar Siregar.