OLEH : AZMALIAR ZAROS
RADAR BENGKULU - SETELAH diberitahu oleh guru bahwa dia akan membawakan peran sebagai Bunda Maria, dia berlatih serius. Jangan sampai mengecewakan guru yang telah memberi kepercayaan padanya. Fatmawati menghafal nyanyi dan berlatih untuk berakting. Semula patnernya bermain adalah seorang pria yang diambil dari sekolah dasar, ternyata rekan tersebut tak memuaskan sebagai Santo Yosef. Beberapa anak dicoba, ternyata tetap gagal. Jadi peran tersebut dipegang oleh wanita juga. Kemudian dia berlatih bersama sampai guru menyatakan cukup baik. Tepat tanggal 24 Desember 1938, ayahnya serta ibunya datang ke Bengkulu. Jadi, ia tambah gembira dalam menyambut peristiwa itu. Malam peristiwa natal datang. Mulai sore hari dia sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Ia dan kawannya berhias di ruangan anak-anak asrama. Fatmawati disuruh mengenakan baju rok lengan panjang berwarna putih. Rambutnya dibelah tengah dan diurai begitu saja. BACA JUGA:Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (16) - Tinggal bersama di Rumah Nenek BACA JUGA:Inilah Kisah Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (15) - Tinggal Bersama Bung Karno di Kota Bengkulu BACA JUGA:Inilah Kisah Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (14), Fatmawati Mulai Kenal dengan Bung Karno BACA JUGA:Kisah Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (13), Fatmawati Berhenti Sekolah dan Bantu Orang Tua Berdagang Selain gaun putih, dipersiapkan pula mantel biru yang harus dipakainya di dalam peran Maria sewaktu berjalan menuju Bethelhem. Semula dia coba untuk memakai seuntai kalung mutiara, rupanya tak cocok. Akhirnya ia tampil tanpa perhiasan, tanpa sepatu. Selesai berpakaian, waktu sudah tiba untuk tampil di atas pentas. Tamu-tamu sudah datang. Tak ketinggalan keluarga Bung Karno dan istrinya. Fatmawati merasa senang juga dengan hadirnya Bung Karno ini. Dengan demikian, dia bisa melihat dan membuktikan bahwa dia dihargai guru dan teman-temannya di sekolah tersebut. Dengan demikian, apa yang dituduhkan kepadanya selama ini, itu adalah tidak benar. Penonton mengikuti semua dengan tenang. Ia pun bisa tampil dengan baik. Peran yang dimainkannya berhasil memukau penonton yang hadir saat itu. Fatmawati pun gembira. Sebab, usahanya itu tidak sia-sia saat berlatih dan tampil di depan umum. Selesai pentas, acara disusul dengan lagu natal. Lagu Stille Nacht dinyanyikan dengan penuh perasaan. Pohon natal bertaburan dengan lampu-lampu serta salju buatan yang melukiskan suasana Jesus lahir. Jesus dilahirkan dan menjalankan tugas sucinya dalam tantangan dan hinaan. (bersambung)
Kategori :