
Kisah ini dibagikan oleh Syekh asy-Syibli. Suatu ketika, Syekh asy-Syibli memasuki sebuah perkampungan. Di sana, ia bertemu seorang pemuda yang usianya masih belia. Pemuda itu bertubuh kurus, rambutnya kusut penuh debu, dan baju yang dipakainya pun kumal.
Pertama kali Syekh asy-Syibli melihatnya, pemuda itu sedang membolak-balikkan pipinya di tanah makam. Selanjutnya, pemuda itu memandang ke langit, dan
menundukkan kepalanya sangat lama. Melihat pemandangan tersebut, Syekh asy-Syibli tertegun.
Pemuda ini juga terlihat menangis sambil terus mengucap doa, dzikir dan memohon ampunan Allah SWT. Saking sungguh-sungguhnya, pemuda ini sama sekali tidak memperdulikan keadaan sekitar.
Syekh asy-Syibli kemudian mendekati pemuda itu. Namun pemuda ini justru lari meninggalkannya.
Syekh asy-Syibli memanggil pemuda ini, "Wahai Kekasih Allah, kasihanilah aku," teriaknya.
"Allah," jawab pemuda itu.
"Dengan hak Allah, aku mohon agar engkau sabar menungguku," ujar Syekh asy-Syibli yang kelelahan mengejarnya.