"Amalan-amalan akan diperlihatkan pada setiap Kamis atau Senin. Kemudian Allah SWT akan memberi ampunan pada hari itu kepada setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tunggulah kedua orang ini hingga keduanya berdamai.'"
Dalam riwayat lain disebutkan,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: "Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa." (HR Tirmidzi. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib)
Mengenai amalan pada hari Kamis, Rasulullah SAW selalu mengerjakan puasa sunnah. Bahkan disebutkan dalam suatu riwayat, beliau selalu menanti datangnya hari Senin dan Kamis untuk berpuasa.
Dari Aisyah RA dia mengatakan, "Rasulullah SAW selalu menunggu-nunggu saat berpuasa pada hari Senin dan Kamis." (HR Ahmad)
Dalam riwayat yang lain, Aisyah RA mengatakan, "Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis." (HR Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad)
Itulah sejumlah hadits yang menerangkan tentang keistimewaan hari Kamis sebagai hari dibukanya pintu-pintu surga dan diperlihatkan amalan manusia.(***)