Menurut pakarnya, keunikan pa’piong terdapat pada metode memasaknya. Langkah ini diawali dengan memotong ikan mas menjadi beberapa potongan, kemudian menggabungkannya dengan sayuran dan rempah-rempah khas.
Sayuran yang sering digunakan adalah daun bulunangko atau mayana, dan terkadang juga burak (batang pisang muda).
Bumbu tradisional seperti cabai, bawang merah, bawang putih, garam, jahe, dan serai dicampurkan dengan potongan ikan dan sayuran.
Campuran ini selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung bambu dengan diameter 8-10 cm. Bagian atas bambu dilapisi daun pisang sebelum dimasak di atas api.
“Ruas bambu yang berisi ikan mas dipanggang di atas api dengan menggunakan kayu sebagai penopang.”
"Bambu perlu sering dibalik supaya masakan matang secara merata dan tidak terbakar," kata Aldas, seorang penduduk Rantetayo.
Proses pembakaran memerlukan waktu sekitar 1-2 jam sampai bambu berwarna hitam, yang menandakan masakan telah siap. Sesudah diambil dari perapian, pa’piong sudah siap untuk disajikan.
Alda menambahkan, cita rasa pa’piong sangat kriuk dan lezat.