Menurut Ibnu Katsir dalam buku Tafsir Ibnu Katsir Surah Yasin ada beragam versi pendapat ulama menjelaskan makna kesibukan yang dilakukan oleh para penghuni surga. Pada dasarnya, Al Hasan Al basri dan Ismail ibnu Abu Khalid mengatakan bahwa penghuni surga sudah terlalu sibuk dengan urusannya dalam memerhatikan azab yang diterima penghuni neraka.
Kemudian, Ibnu Abbas RA menafsirkan, kesibukan yang dijelaskan dalam surah Yasin ayat 55-58 adalah kesibukan dalam bersenang-senang. Adapula yang menyebut, kesibukan tersebut yakni memecahkan selaput dara istri mereka, sebagaimana pendapat dari Abdullah ibnu Mas'ud, Sulaiman At Taimi, Ikrimah, dan lainnya.
Ada pula yang mengartikan bahwa kesibukan bersenang-senang itu sebagai mendengarkan alunan musik petikan kecapi.
Apapun itu, Quraish Shihab dalam buku Tafsir Al-Lubab Jilid 3 menjelaskan, semua kesenangan dan kesibukan yang dilakukan oleh para penghuni surga tidak akan pernah menjemukan bagi mereka. Belum lagi disebutkan, surga tempat mereka tinggal juga terdapat aneka buah-buahan apapun yang diinginkan.
"Ayat 55 mengingatkan bahwa walau kenikmatan telah menjadi kesenangan yang bersinambung atau katakanlah merupakan rutinitas penghuni surga, namun itu sama sekali tidak menjemukan mereka," demikian penafsiran dalam buku tersebut.
Melansir Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam buku Surga yang Allah Janjikan, para penghuni surga akan memperoleh hal-hal yang diharamkan selama di dunia. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Hal-hal tersebut diharamkan di dunia, tetapi dihalalkan di akhirat.
Dijelaskan pula, penghuni surga akan terhalang dari setiap penyakit, kekurangan, kesengsaraan, kebosanan, kesusahan, dan sebagainya. Pasalnya, apapun yang diminta oleh para penghuni surga tersebut pasti akan mereka dapatkan. Untuk itulah, keindahan surga menjadi hal yang sulit untuk terbayangkan(***)