Khutbah Jumat Empat Hal Terberat Menurut Sayyidina Ali, Khatib Ustadz Khoiruman

Ustadz Khoiruman-Adam-

Khutbah jum'at Empat Hal Terberat Menurut  Sayyidina Ali

Khatib : Ustadz Khoiruman

Dari : Masjid Nurul Yaqin, Jalan Setia Negara Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

 

Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama saling mengingatkan agar menjaga dan meningkatkan ketaqwaan diri kita dan juga keluarga kita. 

Disamping itu, perlu juga kita mementingkan ketaatan kita dengan melakukan berbagai amal kebaikan yang dapat memperbanyak pahala.

 

Jamaah Jumat yang berbahagia

 

Dalam rangka itulah, khotbah kali ini, khatib ingin memaparkan empat macam amal yang menurut Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah dianggap paling berat untuk dilakukan seorang muslim. 

 

Imam Ali Karramallahu Wajhah pernah berkata bahwa ada empat amal yang berat untuk dilakukan.

Pertama adalah al'afwu 'indal ghadhab, memberi maaf ketika dalam keadaan emosi. Memberikan maaf bukanlah hal yang mudah. Apalagi ketika dalam keadaan emosi. Untuk itulah Rasulullah SAW pernah mengajari para sahabat untuk mengambil air wudhu untuk meredamkan marah. Karena marah merupakan bentuk lain dari api syaitan yang menyala-nyala, dan api itu hanya bisa dikalahkan oleh air wudhu.

 

Demikianlah kondisi manusia ketika marah yang sulit sekali mengendalikan diri. Oleh karena itu, jika seseorang dalam keadaan marah masih bisa memberikan maaf kepada orang lain, maka sungguh itulah amal yang berat.

Oleh karena itu, Allah SWT menjamin siapapun yang dapat mengendalikan emosi dan amarahnya selamat dari siksaan api neraka . Demikian keterangan sebuah hadits yang berbunyi yang artinya :

 

''Barang siapa yang mampu mengendalikan amarahnya, maka Allah SWT akan mengendalikan (menjauhkan ) siksa-Nya.''

 

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

BACA JUGA:Khutbah Jumat, Kita Akan Bersama Idola Pilihan, Khatib H Abdul Qohar Ismail

Amal berat kedua adalah al juudi fil 'usroh. Menjadi pemurah dan dermawan ketika kondisi 'saku' (keuangan) kita sedang sempit atau tidak mapan. 

Menjadi dermawan bukanlah perkara gampang. Apalagi berlaku dermawan ketika kondisi keuangan sangat menipis. Oleh karena itu Allah SWT memposisikan orang dermawan sangat dekat dengan-Nya. Dalam sebuah hadits diterangkan :

 

''Bahwa orang yang dermawan dekat dengan Allah SWT, dekat dengan surga, dekat dengan masyarakatnya dan jauh dari neraka.''

 

Hadits ini bukanlah sekadar hadits motivasi, tetapi merupakan petunjuk dan rambu-rambu bagi siapapun yang ingin memposisikan diri dekat dengan Allah SWT, maka hendaklah ia menjadi orang yang dermawan. Baik dalam kondisi longgar, lebih-lebih dalam kondisi sesak.

BACA JUGA:Khutbah Jumat: Menjalin Silaturrahim Untuk Menjaga Kerukunan di Tahun Pemilu

Katiga, adalah al-iffah fil khulwah,yaitu menghindarkan diri dari tindakan haram dalam keadaan sepi tanpa ada siapapun yang melihatnya. Amal ketiga ini merupakan ujian akan keikhlasan seseorang dalam beramal. Bahwa untuk melakukan ataupun menghindari dosa seseorang tidak perlu memperhatikan orang di lingkungannya. Karena jika seseorang melakukan sesuatu (amal) karena orang lain akan disebut riya, dan jika meninggalkan sesuatu karena orang lain menjadi syirik. 

Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Iyadh Ibnu Iyadh, bahwa tidak melakukan sesuatu karena manusia adalah riya, dan melakukan sesuatu karena manusia adalah syirik

 

Jama'ah Rahimakumullah

Keempat, adalah qaulul haq liman yahofuhu au yajuruhu, yaitu berkata yang di depan orang yang ditakuti atau diharapkan. Jelas sekali materi terakhir ini berhubungan dengan kejujuran. 

BACA JUGA:Khutbah Jumat: Silaturrahim Untuk Menjaga Kerukunan

Karena kebanyakan orang berbicara menyesuaikan atau melihat siapa yang diajak bicara. Seringkali orang akan membicarakan hal-hal yang disukai lawan bicaranya, apalagi jika lawan bicara itu adalah orang yang ditakuti kareha hubungan kerja atau hubungan keluarga. Dengan kata lain amal terberat keeempat ini merupakan usaha meghindarkan diri dari kebiasaan menjilat. Baik menjilat kepada atasan atau kepada orang yang diharapkan

 

Dengan demikian materi keempat ini sesuai dengan peribahasa:

 

Katakanlah kebenaran walaupun pahit adanya.

 

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, meskipun sekelumit semoga bermanfaat.(ae4)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan