Pengamanan Wilayah Laut Diperketat, Antisipasi Pengungsi Rohingya
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat memimpin upacara-windi-
RADAR BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan upaya antisipasi terhadap kemungkinan gelombang pengungsi Rohingnya yang telah memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengungkapkan hal ini usai upacara Bela Negara ke-75 tahun 2023.
Meskipun belum ada laporan resmi mengenai adanya pengungsi Rohingnya melalui wilayah perairan Bengkulu, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Lanal Bengkulu dan Direktorat Polairud Polda Bengkulu, untuk melakukan patroli pengamanan secara rutin.
BACA JUGA:Rabu, 20 Desember 2023 Jembatan Elevated (DDTS) di Resmikan, Peresmian Dipercepat Karena Tahun 2024
"Untuk pengamanan, teman-teman dari Lanal juga sudah melakukan patroli berkala bersama Ditpolairud. Ini merupakan bagian dari upaya bela negara," ungkap Gubernur Rohidin Mersyah pada hari Selasa (19/12).
Pengamanan wilayah perairan tidak hanya terfokus pada daerah pesisir Bengkulu, melainkan juga mencakup kawasan pulau terluar, seperti Pulau Enggano. Gubernur menegaskan bahwa hingga saat ini belum terlihat adanya pergerakan gelombang pengungsian di wilayah tersebut.
"Sampai sekarang masih aman, mudah-mudahan pergerakan ke Bengkulu tidak ada. Kita lakukan antisipasi sebaik mungkin," tambah Gubernur Rohidin Mersyah.
Sementara gelombang pengungsi Rohingnya sudah mencapai berbagai daerah di Indonesia, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Pekanbaru Riau, dan Sidoarjo Jawa Timur. Jumlah total pengungsi hingga awal Desember 2023 mencapai angka 1.487 orang, sebagaimana diumumkan melalui laman resmi Wakil Presiden RI pada Senin, 4 Desember 2023. Pemerintah Provinsi Bengkulu terus melakukan koordinasi dan antisipasi untuk menjaga keamanan wilayahnya dari potensi dampak gelombang pengungsi tersebut.
Dalam menjalankan upaya bela negara, patroli pengamanan tidak hanya dilakukan di perairan utama Bengkulu tetapi juga melibatkan pulau-pulau terluar sebagai langkah antisipasi lebih lanjut. Koordinasi erat dengan Lanal Bengkulu dan Direktorat Polairud Polda Bengkulu menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan dan mencegah potensi masuknya gelombang pengungsi Rohingnya ke wilayah Bengkulu.
Gubernur Rohidin Mersyah menekankan pentingnya keberlanjutan patroli ini sebagai langkah preventif. "Kami berharap dengan kegiatan ini, kita dapat mencegah dan mengantisipasi sejak dini agar Bengkulu tetap aman dari gelombang pengungsi yang mungkin terjadi," ujar Gubernur.
BACA JUGA:Pemkab BU Gelar Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke 75 dan Hari Ibu ke 95
Pulau Enggano, sebagai salah satu pulau terluar di wilayah Bengkulu, juga menjadi fokus dalam upaya antisipasi Pemerintah Provinsi. Hingga saat ini, tidak terlihat adanya pergerakan gelombang pengungsian di pulau tersebut, tetapi Pemerintah tetap menjaga kewaspadaan.
"Kondisi di Pulau Enggano masih aman. Namun, kita tidak boleh lengah. Koordinasi yang baik antarinstansi dan patroli rutin perlu terus dilakukan untuk menjaga situasi tetap kondusif," tambah Gubernur.
Pemerintah Provinsi Bengkulu gencar melakukan upaya antisipasi, gelombang pengungsi Rohingnya telah mencapai beberapa daerah di Indonesia. Aceh, Sumatera Utara, Pekanbaru Riau, dan Sidoarjo Jawa Timur menjadi beberapa lokasi yang telah menerima pengungsi. Angka total pengungsi hingga awal Desember 2023 mencapai 1.487 orang, menurut data yang diumumkan melalui laman resmi Wakil Presiden RI.
Pemerintah Provinsi Bengkulu tetap berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Langkah-langkah konkret seperti patroli rutin dan rapat koordinasi menjadi bentuk nyata dari upaya pencegahan potensi dampak gelombang pengungsi ini.
Gubernur Rohidin Mersyah juga menegaskan pentingnya dukungan dari masyarakat dalam menjaga keamanan wilayah. "Kami berharap masyarakat terus mendukung dan melaporkan jika ada hal yang mencurigakan. Keterlibatan semua pihak menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan Bengkulu,"kata Gubernur.
Kepala Divisi (Kadiv) Keimigrasian Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Bengkulu, Ramadhani menyatakan, sampai sejauh ini pihaknya belum mendata ada pengungsi asal Rohingnya di wilayah Provinsi Bengkulu.
"Alhamdulillah kita belum mendata sama sekali dalam artian belum menemukan ada satupun kasus yang ada di wilayah Bengkulu," tutur Ramadhani.
BACA JUGA:Ombudsman Beri Nilai A untuk Pelayan Publik Pemkab Mukomuko, Kualitas Tinggi
Ramadhani juga mengakui pihaknya belum menerima ada laporan pungusi Rohingnya di Provinsi Bengkulu baik di Kantor Imigrasi Bengkulu ataupun hasil koordinasi dengan kepolisian daerah.
"Setelah berkoordinasi dengan Stakeholder eksternal dalam hal ini kepolisian, BAIS dan BIN dan lainnya, sampai saat ini belum ditemukan kasus pengungsi Rohingnya," terangnya.
Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung Samudra Hindia atau pulau terluar yakni Pulau Enggano sehingga perlu antisipasi yang ekstra.
BACA JUGA:Tabrak Truk, Pelajar MTs Bengkulu Tengah Meninggal
"Wilayah kita ini berbatasan dengan Samudera Hindia atau Pulau Enggano dan Pulau Tikus sehingga harus diantisipasi masuknya pengungsi Rohingnya," ujarnya.
Ditambah Ramadhani, untuk penanganan pengungsi Rohingnya, mengacu pada Perpres nomor 126 tahun 2016 tentang penanganan pengungsi, maka akan dilakukan penanganan yang cepat dan komunikasi dengan semua Stakeholder.
"Tahun 2023 memang diluar prediksi dan faktanya pengungsi itu terus masuk. Kita berharap bisa ditanggulangi dengan baik dan benar," ungkapnya. (wij)