Jumlah Sampah Rumah Tangga di Mukomuko Mulai Berkurang

Asisten II Setdakab Mukomuko, Agus Sumarman (kiri)-Seno-RADAR BENGKULU

RADAR BENGKULU, MUKOMUKO - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Mukomuko terus berupaya melakukan pengelolaan sampah rumah tangga, pasar dengan maksimal. Upaya itu masih ada terkendala, mulai dari armada angkut dan sarana prasarana penunjang yang masih butuh tambahan. 

Kendati demikian, pihak Dinas LH Mukomuko bersyukur. Sebab, saat ini produksi sampah rumah tangga di Mukomuko sudah mulai berkurang cukup drastis. 

Kepala Dinas LH Mukomuko, Budi Yanto, S.Hut., M.Si mengatakan, dari data Dinas LH Mukomuko, empat tahun lalu, produksi sampah di 10 kecamatan kisaran 15 ton per hari. 

"Kita baru bisa melayani pengolahan sampah itu di 10 kecamatan, mulai dari Pondok Suguh sampai Lubuk Pinang. Kisaran empat tahun lalu, data kita menunjukan, rata-rata per hari produksi sampah rumah tangga dan pasar itu sampai 15 ton," ungkap Budi ketika dikonfirmasi, Rabu, 7 Agustus 2024. 

BACA JUGA:Asia Tenggara Bersiap untuk Unggul dari Tiongkok dalam Pertumbuhan PDB dan PMA

BACA JUGA:Resep Pangsit Goreng Enak dan Gampang Ditiru dari Kedai Xellin Bengkulu

Sekarang ini, data tahun 2024, Dinas LH mencatat, produksi sampah di 10 kecamatan tersebut rata-rata 10 ton per hari. Jelas, kata Budi Yanto, kondisi itu meringankan kerja petugas kebersihan Dinas LH. 

"Tentu kita bersyukur, produksi sampah di kabupaten kita, cendrung menurun," ucapnya. 

Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya penurunan sampah yang dikelola oleh Dinas LH Mukomuko ini. Dikatakan Budi, masyarakat sudah banyak yang memilah sampah organik dimanfaatkan menjadi pupuk. 

"Beberapa tahun terakhir, banyak pihak, termasuk Dinas LH gencar mengkampanyekan pemanfaatan sampak organik menjadi pupuk. Kami mengira, efek kampanye mulai dirasakan sekarang. Pengurangan sampah ini memang dari sampah organik," paparnya. 

BACA JUGA:Kasus Dokter Surya Sampai ke Komite Medik, Pemkab Mukomuko Bentuk Tim

BACA JUGA:Bendera Palestina Laris Manis di Momen Kemerdekaan RI ke-79

Kemudian, lanjut Budi, nilai ekonomi sampah plastik, khususnya sampah botol plastik turut menjadi sebab turunya sampah yang dikelola oleh petugas kebersihan LH. 

"Seperti kita tahu, sampah botol plastik, kardus dan lainya nilai ekonominya semakin tinggi. Jadi sampah jenis itu tidak terbuang percuma lagi, sudah banyak yang mengumpulkan dan dijual," ujar Budi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan