BPS Provinsi Bengkulu Perluas Pemantauan Inflasi dengan Menambah Kota Pemantau
Perkembangan inflasi di Provinsi Bengkulu--
RADAR BENGKULU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu memperluas pemantauan tingkat inflasi. Caranya, dengan menambah kota pemantau. Kini, mencakup Mukomuko sebagai representasi dari wilayah perdesaan.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME menyampaikan keputusan ini saat merilis data awal tahun pada Kamis, 1 Februari 2024.
"Dengan penambahan wilayah pemantauan ini, kita akan memiliki 3 indikator informasi mengenai inflasi. Yakni, inflasi Kota Bengkulu, inflasi Mukomuko, dan inflasi agregasi/inflasi Provinsi Bengkulu. Ini akan menjadi tambahan komponen inflasi yang akan kita rilis sepanjang tahun 2024," ujar Win Rizal.
Data terbaru BPS Provinsi Bengkulu mencatat bahwa inflasi year on year (y-o-y) di awal tahun atau bulan Januari 2024 untuk Provinsi Bengkulu sebesar 2,83 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,24. Sementara itu, inflasi y-o-y di Kota Bengkulu mencapai 2,85 persen dengan IHK 105,28, dan di Mukomuko sebesar 2,76 persen dengan IHK 105,09.
"Inflasi month to month (m-t-m) di Provinsi Bengkulu pada bulan Januari 2024 mencapai 0,15 persen, dan tingkat inflasi year to date (y-t-d) Januari 2024 sebesar 0,15 persen," tambah Win Rizal.
BACA JUGA:Aktifkan Pelayanan Tol Laut, Gubernur Rohidin Dorong Potensi Ekspor Bengkulu Ini Dimanfaatkan
BACA JUGA:Kapolres Mukomuko Pimpin Sertijab Kapolsek Teras Terunjam
Inflasi y-o-y di Provinsi Bengkulu dipengaruhi oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 5,20 persen. Sedangkan kelompok pakaian, alas kaki, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga menunjukkan kenaikan.
"Selama tahun 2023, komoditas seperti beras dan rokok kretek filter memberikan dampak atau pendorong inflasi dominan selama 9 bulan. Beberapa komoditas lain seperti emas perhiasan, dan angkutan udara juga memberikan kontribusi yang signifikan."
Win Rizal menyampaikan bahwa inflasi Mukomuko di Januari 2024 berkontribusi terbesar dari kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, penyediaan makanan, minuman restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
"Namun, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang kerap andil dalam peningkatan inflasi, malah mengalami deflasi sebesar minus 0,50 persen," tambah Win Rizal.
BACA JUGA:Komisi IV Soroti Maraknya Kasus Kekerasan dan Kejahatan Seksual terhadap Anak-anak