Jangan Pernah Memarahi Atau Mengusir Anak - Anak Dari Masjid Dengan Alasan Mengganggu

Jangan Pernah Memarahi Atau Mengusir Anak - Anak Dari Masjid Dengan Alasan Mengganggu-poto ilustrasi-

radarbengkulu.bacakoran.co - Stop memarahi dan menyuruh anak pergi dari masjid dengan alasan demi kekhusyukan

Anak adalah anugerah sekaligus amanah. Lebih dari itu, anak adalah investasi akhirat kedua orangtuanya. Rasulullah saw telah mengabarkan tiga jenis amal jariyah (amal yang terus-menerus mengalir). Salah satunya adalah anak yang shalih.

Dilansir dari https://www.republika.co.id  Tentu sudah menjadi impian dan harapan setiap orang tua bisa mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang shalih dan shalihah. Nah, momen Ramadhan saat ini bisa dijadikan ajang untuk mendidik anak-anak agar menjadi anak yang shalih. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan mereka datang ke masjid untuk belajar shalat dan belajar membaca Al-Quran.

BACA JUGA:Ada Doa Agar Anak Menjadi Sholeh Serta Penurut

BACA JUGA:Berikut Tips Atasi Anak Yang Sering Berbohong, Ortu Wajib Simak!

Membangun Masjid Ramah Anak

 

Namun, sungguh hal yang sangat disayangkan apabila saat ini masih banyak diantara jamaah atau pengurus masjid yang tidak sabar dalam menghadapi anak-anak. Mereka takut kebiasaan ribut anak-anak mengganggu kekhusyukan orang yang sedang beribadah di masjid.Sehingga tidak jarang generasi penerus ini dimarahi atau diusir untuk keluar.

 

Padahal, Islam melarang memarahi anak-anak di masjid. Ada banyak dampak buruk yang akan dialami anak ketika orang dewasa melakukan ini. Tidak hanya saat masih kecil saja namun efeknya akan dirasakan hingga mereka telah dewasa. 

 

Alkisah, Umar Abdul Kafi pernah bertemu dengan seorang laki-laki berusia senja. Usianya sekitar enam puluh tahun. Sosok penulis buku al-Wa’dul Haq ini tidak menemukan tanda-tanda sujud di dalam diri laki-laki yang ditemuinya tersebut. 

 

Umar memberanikan diri untuk mengajukan sebuah pertanyaan dengan sangat hati-hati, “Kapan terakhir kali Anda menghadapkan diri kepada Allah Ta’ala?” Seraya menundukkan pandangannya, laki-laki ini berujar, “Sekitar lima puluh lima tahun silam. Saat usiaku lima tahun.”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan