Kenapa Umur Laki-laki Cenderung Lebih Pendek dari Perempuan? Ini Penjelasannya

Reporter: Naura |

Editor: Syariah m |

Rabu , 23 Oct 2024 - 11:02

Kenapa Umur Laki-laki Cenderung Lebih Pendek dari Perempuan? Ini Penjelasannya-Poto ilustrasi-

kenapa umur laki-laki cenderung lebih pendek dari perempuan? ini penjelasannya                             
 
radarbengkulu.bacakoran.co - dalam sebuah wawancara di podcast youtube x-undercover, dr. djaja surya atmadja, seorang dokter spesialis dna forensik, mengungkapkan fakta menarik tentang perbedaan usia harapan hidup antara laki-laki dan perempuan. 
 
menurutnya, secara umum, laki-laki cenderung memiliki usia yang lebih pendek dibandingkan perempuan, yang menyebabkan jumlah janda lebih banyak daripada duda di masyarakat.
baca juga:jasa raharja dinobatkan sebagai tim in-house counsel paling inovatif 2024 sektor insurance
baca juga:cooming soon kammi komisariat al-fath bengkulu gelar perkemahan
hal ini dikarenakan beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan dan gaya hidup. berikut adalah beberapa alasan utama yang sering dijelaskan oleh para peneliti dan ahli kesehatan:
 
1. faktor biologis:
 
• genetika: perempuan memiliki dua kromosom x, yang memberikan keuntungan dalam hal perlindungan genetik. jika salah satu kromosom x mengalami mutasi atau kerusakan, perempuan masih memiliki kromosom x lain yang bisa berfungsi dengan baik. sementara itu, laki-laki memiliki satu kromosom x dan satu y, sehingga mereka lebih rentan terhadap penyakit genetik.
baca juga:hut ke-56 provinsi bengkulu, pemprov kembali datangkan ustadz abdul somad
• hormon: hormon estrogen yang dominan pada perempuan memiliki efek perlindungan terhadap jantung dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, terutama sebelum menopause. sebaliknya, hormon testosteron yang lebih tinggi pada laki-laki terkait dengan peningkatan risiko perilaku berisiko.
 
2. perilaku dan gaya hidup:
 
• perilaku berisiko: laki-laki cenderung lebih sering terlibat dalam perilaku berisiko, seperti mengemudi dengan kecepatan tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan penggunaan narkoba. hal ini meningkatkan risiko kecelakaan dan masalah kesehatan.
 
• kesehatan mental: laki-laki seringkali kurang terbuka dalam membahas masalah kesehatan mental dan lebih sedikit mencari bantuan. ini dapat mengarah pada depresi dan masalah psikologis lainnya yang tidak ditangani dengan baik.
 
3. kesehatan dan akses ke perawatan:
 
• perawatan kesehatan: laki-laki seringkali lebih enggan untuk mengunjungi dokter atau mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin. hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit yang bisa diperbaiki atau dikelola dengan baik.
 
• penyakit kardiovaskular: laki-laki lebih rentan terhadap penyakit jantung pada usia yang lebih muda dibandingkan perempuan, yang sering kali baru menunjukkan risiko tinggi setelah menopause.
 
4. faktor lingkungan:
 
• paparan terhadap racun: laki-laki lebih sering bekerja di industri atau lingkungan yang berisiko tinggi, yang mungkin terpapar bahan kimia berbahaya dan polusi, yang dapat memengaruhi kesehatan jangka panjang mereka.
 
• kecelakaan dan kekerasan: laki-laki juga memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi akibat kecelakaan dan kekerasan, termasuk bunuh diri.
 
5. kebiasaan makan dan aktivitas fisik:
 
• diet: laki-laki mungkin lebih cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan kurang memperhatikan pola makan seimbang, yang berkontribusi pada masalah kesehatan.
 
• olahraga: meskipun laki-laki sering terlibat dalam olahraga, mereka juga cenderung mengalami lebih banyak cedera serius, terutama dalam olahraga kontak.
 
faktor-faktor ini saling berinteraksi dan dapat bervariasi di antara individu, tetapi secara keseluruhan, mereka menjelaskan mengapa laki-laki cenderung memiliki harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan perempuan.
 
lanjut, dr. djaja juga menjelaskan pentingnya peran seorang ibu dalam menjaga kestabilan rumah tangga, terutama dalam hal kemandirian finansial. 
 
"saat kita punya anak, jangan sampai anak kita menjadi orang yang sentimen terhadap suaminya. suaminya memang harus memberikan biaya untuk rumah tangga, tetapi istri juga harus mandiri dan bisa mencari uang sendiri," ungkapnya. 
 
kemandirian finansial istri sangat penting agar jika suatu saat suami tidak lagi ada, baik karena meninggal dunia maupun kondisi lainnya, keluarga tetap dapat bertahan secara ekonomi.
 
lebih lanjut, dr. djaja menegaskan bahwa ibu yang mandiri akan lebih mampu mendidik dan menjaga anak-anaknya. 
 
"anak-anak akan lebih bergantung pada ibunya ketika suami sudah tiada," jelasnya. 
 
oleh karena itu, ia menyarankan agar setiap ibu, meskipun memiliki suami yang mendukung finansial, tetap memiliki sumber penghasilan atau keahlian yang bisa digunakan untuk mencari nafkah. 
 
hal ini akan memberikan rasa aman bagi keluarga dan mencegah terjadinya ketergantungan penuh pada suami.
 
pernyataan ini menyoroti pentingnya persiapan bagi setiap individu, terutama perempuan, untuk memiliki kemandirian finansial dalam menghadapi kemungkinan terburuk. 
 
kemandirian seorang ibu tidak hanya memberi kestabilan bagi rumah tangga, tetapi juga memberi contoh positif bagi anak-anak tentang pentingnya tanggung jawab dan kemampuan bertahan di segala situasi.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR BENGKULU, MINGGU 24 NOVEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan