Nggak Usah Ditahan, Ternyata Menangis Punya Manfaat Bagi Kesehatan. Begini Penjelasan Psikolog
Menangis adalah respons alami, Nggak Usah Ditahan, Ternyata Menangis Punya Manfaat Bagi Kesehatan. Begini Penjelasan Psikolog-poto ilustrasi-
Satu tahun kemudian, tangisan tidak meningkatkan stres bayi atau berdampak negatif pada ikatan orang tua dan anak.
Menangis adalah upaya untuk melepaskan hal-hal sulit yang kita pendam
berdasarkan dari situs resmi Harvard University, para psikolog telah lama menganggap menangis sebagai katup pengaman yang penting untuk menekan emosi yang sulit. Jika emosi yang sulit ini terus ditekan tanpa dilepaskan, hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Penelitian selama bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa memendam perasaan yang menyakitkan berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang tangguh, penyakit kardiovaskular dan hipertensi, serta kondisi kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Dalam hal ini, menangis sebagai pelepas kesedihan juga telah terbukti meningkatkan perilaku kelekatan dan meningkatkan kedekatan, empati, dan dukungan dari teman dan keluarga.
Para ahli mengatakan bahwa menangis karena alasan emosional dapat mengeluarkan hormon stres dan racun lainnya dari dalam tubuh.
Para peneliti telah menunjukkan bahwa menangis melepaskan oksitosin dan opioid endogen, yang juga dikenal sebagai endorfin.
Zat kimia ini membuat orang merasa nyaman dan membantu meringankan rasa sakit fisik dan emosional.
Para peneliti telah menemukan bahwa menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis (PNS); PNS mengistirahatkan tubuh dan membantu pencernaan.
Namun, efeknya tidak langsung terlihat. Dibutuhkan beberapa menit untuk menangis sebelum efek meneangkan dari menangis dapat dirasakan.
Di sisi lain, perlu dicatat bahwa ada tahap-tahap di mana menangis bisa menjadi tanda adanya masalah. Hal ini terutama terjadi ketika orang tersebut sering menangis tanpa alasan yang jelas, atau ketika menangis menjadi penghalang dalam kehidupan sehari-hari atau menjadi tidak terkendali.
Hal ini karena hal tersebut mungkin merupakan tanda dari suatu bentuk depresi klinis. Dalam kasus seperti itu, sebaiknya segera temui ahli kesehatan yang dapat mendiagnosis masalah dan menyarankan pengobatan yang tepat.