Walupun Tidak Menjabat Ketua DPRD BS, Persoalan SMKS Aisyiyah Manna Tetap Lanjut

Ketua DPRD Bengkulu Selatan Barli Halim, SE-Fahmi-RADAR BENGKULU

RADAR BENGKULU, MANNA - Terkadang kebijakan yang diambil oleh pihak sekolah berdampak pada Psikis anak yang mengalami perlakukan seperti itu.

Tentu hal seperti ini harus ditiadakan,apalagi nantinya menyangkut masa depan anak (generasi bangsa), kebijakan salah satu sekolah tingkat SMA di Bengkulu Selatan SMKS Aisyiyah Manna yang membuat ketua DPRD BS kesal atas Kebijakan tersebut,pihak DPRD akan memanggil pihak sekolah SMK Aisyiyah Manna walaupun ketua DPR BS tidak dijabatnya lagi.

Ketua DPRD Bengkulu Selatan Barli Halim,SE mengatakan sepeninggalan dirinya yang nanti akan dilantik menjadi anggota DPRD Provinsi Bengkulu. Maka persoalan yang belum sempat diselesaikan akan dititipkan kepada anggota yang lain sebagai pemangku kebijakan untuk menyelesaikannya.

"Kalau dilihat dari pemberitaan yang telah beredar dibeberapa media. Sebenarnya kita merasa sedih karena atas kebijakan yang diambil oleh pihak sekolah justru telah mencoreng nama baik dunia pendidikan. Tetapi sebelum kita mengambil tindakan atau langkah lain kita akan panggil terlebih dahulu agar kita mengetahui duduk persoalannya,"ungkap Barli Minggu (25/08).

BACA JUGA:Dinkes Ciptakan Inovasi Sesuai SK Empat Menteri

BACA JUGA:Capaian Perekaman KTP-el di Bengkulu Sudah 96,52 Persen, Masih Ada 53.446 Penduduk yang Belum Terdata

Yang mana dalam pemberitaan sebelumnya persoalan yang dihadapi tiga orang siswi SMK Aisyiyah Manna ini perihal didalam raport yang dinyatakan naik kelas. Bahkan sudah disetujui oleh Kepala Sekolah,tetapi pada saat orang tua wali murid yang ingin melakukan daftar ulang justru mendapatkan kenyataan bahwa anaknya tidak naik kelas.

Kalau begitu, nanti akan diketahui mengapa hal ini bisa terjadi apakah itu sebuah kelalaian dari pihak sekolah,apakah kesalahan yang dilakukan oleh oknum. Barulah nanti setalah dipertemukan semua pihak akan diambil keputusan yang baik dan benar untuk kepentingan bersama,apalagi ini menyangkut masa depan.

"Dengan terjadinya persoalan ini nanti,akan menjadi tanda tanya besar mengapa hal ini bisa terjadi. Dan ada apa kok bisa- bisanya sampai melakukan hal tersebut. Sampai - sampai salah satu anak tidak mau sekolah lagi karena trauma akan dunia pendidikan,yang mana hal ini juga sebenarnya jangan sampai terjadi. Tetapi keputusan nantinya bisa diambil setelah kita pertemukan semua pihak," pungkas Barli.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan