Meneladani Kesabaran dan Pengorbanan Nabi Ibrahim AS

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag--

Khatib : Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag
(Dosen dan Direktur Ma’had al-Jamiah UIN FAS  Bengkulu, Ketua Komisi Infokom MUI Provinsi  Bengkulu, Wakil Rois Syuriyah  Nahdlatul Ulama  Provinsi Bengkulu).

Disampaikan di : Masjid Arraman Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
 
الله أكبر  الله أكبر 9                                          x                                               
 ألحمد لله الذي جعل يوم العيد الأضحى  ضيافة   لعباده الصالحين أشهد أن لااله  الا الله وحده لا شريك له اياه نعبد واياه نستعين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي ولا رسول بعده. أللهم صلى على محمد وعلى أله وصحبه أجمعين.  قال الله تعالى فى كتابه الكريم   أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم : لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ  [الحج/37] قال الله تعالى أيضا : أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) [العنكبوت/2]. صدق الله العظيم أما بعد: فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وأنتم مسلمون.               

Kaum muslimin jamaah idul Adha rahimakumullah
Allahu Akbar 2x Walillahilhamdu.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kasih sayang-Nya, kita kembali hadir di tempat ini. Rasanya baru kemarin kita berkumpul di sini merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan melawan nafsu. Hari ini kita berkumpul lagi dalam perayaan Idul Adha sebagai simbol persatuan kaum Muslimin. Satu miliar lebih kaum muslimin saat ini sedang merajut kebersamaan dengan ikatan aqidah yang kokoh. Jarak yang jauh, suku, bangsa dan bahasa yang berbeda, kini menyatu dalam sebuah ritual besar, yaitu hari raya Idul Adha. Oleh sebab itu wajar apabila pada hari ini kita bergembira, penuh rasa haru yang menggelora.
Sebagai bukti dari kegembiraan tersebut,  maka mulai dari fajar menyingsing di ufuk timur pagi tadi, bahkan ada yang memulainya dari subuh arafah kemaren  kaum muslimin mengumandangkan kalimat takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil. Oleh sebab itu pada hari ini dan hari-hari tasyrik umat Islam dilarang berpuasa. Karena pada hari ini adalah hari gembira, hari makan-makan dan bersenang-senang.
Sebagaimana sabda Rasulullah:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْفِطْرُ يَوْمَ يُفْطِرُ النَّاسُ وَالأَضْحَى يَوْمَ يُضَحِّى النَّاسُ" (رواه الترمذي)

Artinya:” Idul Fitri adalah hari dimana manusia berbuka(makan dan minum) sedangkan Idul Adha adalah hari dimana manusia menyembelih hewan kurban. ( HR: Imam Turmudzi) 
 
Kegembiraan hari ini bukanlah kegembiraan yang tiada arti, akan tetapi kegembiraan hari ini  adalah kegembiraan yang dibarengi dengan mengetahui  hakikat  kemuliaan hari ini. Idul Adha artinya kembali kepada  penyembelihan, Idul adha juga disebut dengan ‘idul Qurban artinya adalah kembali kepada pengorbanan. Seolah-olah hari ini mengajak umat Islam untuk mengingat kembali serta mengambil hikmah dari peristiwa ujian terbesar bagi Nabi Ibrahim, yakni menyembelih dan mengorbankan anak kesayangannya.
Nabi Ibrahim semasa hidupnya banyak mendapat ujian dan cobaan yang luar biasa dari Allah. Diantaranya:
1.Menderita ketika lahir
2.Proses  penemuan hidayah ( mencari kebenaran) yang panjang dan berliku-liku.
3.Bertahun-tahun berdakwah mendapat tantangan dari kaumnya yang dipelopori oleh Ayahnya Azar
4.Dibakar oleh Raja Namrudz
5.Diusir Oleh Ayahnya
6.Bertahun-tahun berkeluarga belum mendapat keturunan, akhirnya menikah lagi
7. Ketika telah mendapatkan anak (Nabi Ismail)  datang perintah Allah agar menyembelih anak tersebut.
Ketika sebelum mendapatkan anak, Nabi Ibrahim A.S. sangat cinta kapada Allah. Allah ingin menguji  iman Nabi Ibrahim. Mana yang lebih tinggi cintanya kepada Allah atau cintanya kepada anaknya. Terbukti kecintaannya kepada Allah lebih tinggi dari kecintaannya kepada anaknya. Perintah Allah tersebut benar-benar dilaksanakan oleh Ibrahim, sebagaimana yang Allah ceritakan dalam surat al-Shaffat ayat 99-107:

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99)   رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ( الصافات: 99-107)
 
Nabi Ibrahim membawa anaknya Ismail ke Mina untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Ketika Nabi Ibrahim sudah mulai menyembelih anaknya Ismail, maka Nabi Ismail menyampaikan pesan kepada ayahnya sebagi berikut:
1. Wahai ayah, ikatlah kedua tangan dan kakiku supaya aku tidak bergerak-gerak ketika disembelih sehingga merepotkan ayah dalam menyembelihku.
2.Wahai ayah, telungkupkanlah mukaku ke tanah, supaya mukaku tidak terlihat oleh ayah sehingga ayah akan merasa iba dan kasihan kepadaku
3.Singsingkanlah baju dan kain ayah supaya tidak terkena percikan darah sedikitpun, yang bisa mengecilkan pahalaku, dan jika dilihat oleh ibuku nanti ia akan bersedih
4.Tajamkanlah pisau ayah dan segeralah menggorok leherku agar aku tidak terlalu lama merasakan sakitnya sakaratul maut ini.
5.Bawalah pulang bajuku dan berikanlah kepada ibuku agar menjadi kenang-kenangan bagi ibu. Sekaligus sampaikan salamku kepada ibu, dan sampaikan pesanku kepadanya:” bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.
6. Wahai ayah, jangan ceritakan kepada ibuku tentang cara ayah menyembelihku,  nanti ibu akan bersedih.
7. Jangan ayah mengajak anak-anak sebaya dengan aku masuk ke rumah ibuku, karena  membuat ibu dan ayah semakin berduka cita.
Akhirnya  ketika pisau sudah berada   dileher Ismail, Nabi Ismail kembali berkata :”wahai ayah,  lepaskan saja tali pengikat tangan dan kakiku ini supaya aku tidak dinilai terpaksa. Ketika itulah Nabi Ibrahim di seru oleh Allah: SESUNGGUHNYA ENGKAU TELAH MEMBENARKAN(MELAKSANAKAN) (PERINTAHKU) (MELALUI) MIMPI ITU. Akhirnya Ismail diganti oleh Allah dengan kedatangan malaikat Jibril  dengan membawa sembelihan yang besar sambil bertakbir: ALLAHU AKBAR-ALLAHU AKBAR.  Kemudian Nabi Ibrahim menyahut dengan ucapan: LAILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR. Lalu Nabi Ismail menjawab : ALLAHU AKABAR WALILLAHILHAMD.  Kemudian rangakaian kalimat Thayyibah ini disunnahkan kita untuk membacanya pada hari nahar atau idul adha atau idul kurban dan hari-hari tasyrik.  
 
Kaum muslimin jamaah Idul Adha rahimakumullah
Allahu Akbar 2x Walillahilhamdu
Peristiwa besar yang terjadi kepada Nabi Ibrahim tersebut  mengajarkan kepada kita bahwa hidup di dunia ini tidak terlepas dari ujian dari Allah. Karena memang  hakikat dunia adalah DARUL BALA’ WAL IMTIHAN, yakni tempat menerima ujian dan cobaan. Hidup adalah perjuangan dan pengorbanan. Tidak ada jalan kehidupan yang mulus  dan tanpa pengorbanan. Allah akan menguji orang-orang beriman dengan berbagai permasalahan di atas dunia ini. Firman Allah:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ  

Ayat di atas mengingatkan kita bahwa orang yang beriman  tidak akan dibiarkan saja mengaku dirinya beriman sebelum Allah berikan ujian kepadanya.  Ada 4 bentuk musibah Allah:
1. Kepada Kekasihnya :Rahmatullah. Contoh Masyithah
2. Kepada Orang Beriman: Bala’/ujian
3. Kepada Mukmin Ashi   :inzar/inkaz
4. Kepada Orang durhaka/kafir: azab/ghadab/ kutukan Allah.  
Oleh sebab itu, bersabarlah dalam menerima atau menjalani kehidupan dunia ini. Berbuatlah yang terbaik, bantulah orang lain mumpung kita masih berada di atas dunia ini.  Kehidupan di dunia ini dipergilirkan oleh Allah ada masanya sehat sakit, senang bahagia,  kaya miskin,  ada masanya mendapat nikmat dan ada masanya mendapat adzab.
 
 
 
Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Hari raya Idul adha juga mengajak kita untuk mencontoh pengorbanan Nabi Ibrahim AS.  Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah berkurban dengan menyembelih anaknya Ismail. Untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim ini maka Allah  memerintahkan kepada kita berkurban dengan menyembelih binatang ternak pada hari ini dan hari tasyrik. Sebagaimana firman Allah فصل لربك وانحر (dirikanlah shalat kemudian berkorbanlah). Kita dianjurkan berkurban karena ibadah kurban banyak megandung hikmah. Diantaranya adalah menyembelih sifat kebinatangan.  
Menurut imam Al-Ghazali dalam hati manusia ada empat sifat yakni:
1. Sifat Rububuiyah ( sifat ketuhanan),  sifat ini terbagi dua: a. Sifat Jamal (indah) yakni pengasih, penyayang, pemberi pemaaf pengampun, dll. b. Sifat Jalal(tinggi) yakni takabbur, suka dipuji, berkuasa mutlak,  dll. Yang boleh ditiru adalah sifat jamal. Sedangkan sifat Jalal, haram hukumnya untuk ditiru.
2. Sifat Syaithaniah ( sifat-sifat setan dan iblis) seperti iri hati hasud dengki , dendam, tipu daya muslihat, munafik, banyak hela dan membantah, berbuat kerusakan, menghalangi orang berbuat baik, menebar fitnah,  dan lain-lain.
3. Sifat Subuiyah ( sifat kebuasan atau keganasan),  seperti marah, sadis, tidak mengenal prikemanusiaan, dan lain-lain.
4.Sifat Bahimiyah (kebinatangan ),  ada tiga sifat yang menonjol pada bainatang:
a. Thoma’ (rakus),
b. Tidak mengenal halal haram, : zina, liwath, sex bebas,
c. Hidup orientid, : tidak mengenal ibadah kepada Allah.
 
Oleh sebab itu mari kita membuang sifat-siafat binatang yang ada pada diri kita.  Apabila sifat binatang ini lebih menojol pada manusia, maka berarti manusia telah merendahkan derajatnya  ke derajat yang hina. Bahkan lebih hina dari binatang: ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ 
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُون [الأعراف/ 179)

Oleh sebab itu orang yang berkurban disunnahkan menyembelih sendiri atau mininimal menyaksikan peristiwa penyembelihan tersebut. Hal ini bertujuan agar manusia menyadari bahwa ketika penyembelihan tersebut pada hakikatnya adalah mnyembelih sifat-sifat kebinatangan yang terdapat dalam diri kita masing-masing. Inilah maksud firman Allah ta’ala :

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ                                          [الحج/37]
 
D0’A PENUTUP (Khutbah Ke 2)
 
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْن وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَناْ وَأَلِّفْ
قُلُوْبِنا وَاجْعَل فِي قُلُوْبِنا الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَة وَثَبِّتْنا عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ
وَانْصُرْنا عَلَى عَدُوِّك وَأَوْزِعْنا أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَنا

Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa seluruh  kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, baguskanlah  hubungan di antara kami, lembutkanlah hati  kami  dan berikan kepada kami keimanan dan hikmah, kokohkanlah  hati kami  atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah  kami kemampuan  menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan kami.

اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapatpetunjuk..


اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِنا دِينِنا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي
 وَأَصْلِحْ لِنا دُنْيَاناَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِنا وَأَصْلِحْ لِنا
آخِرَتِنا الَّتِي فِيهَا مَعَادِنا وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِنا  
فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, baguskanlah  untuk kami agama kami, Yang menjadi benteng segala urusan kami. Baguskanlah urusan dunia kami, Yang di dalamnya terdapat penghidupan kami
Dan baguskanlah akhirat kami yang akan menjadi tempat kembali kami, Jadikanlah hidup ini wadah bertambahnya segala kebaikan bagi kami, Dan jadikanlah mati sebagai titik henti untuk kami dari segala keburukan

اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَة  عَلَى الرُّشْدِ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ َوَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِن خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ  مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَم  وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ ُ 
 
Ya Allah kami memohon kepadaMu keteguhan dalam melaksanakan ajaranMu dan kekuatan tekad untuk menepati jalan petunjukMu
Kami memohon kepadaMu untuk dapat mensyukuri ni'matMu dan beribadah menghambakan diri dengan baik kepadaMu
Kami memohon kepadamu hati yang suci sejahtera dan lisan yang jujur
Kami memohon kepadaMu kebaikan yang Engkau Maha Mengetahuinya
Dan kami berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau Maha Mengetahuinya
 
اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
 اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنا
 وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنا وَمَالِنا اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراَتِنا

Ya Allah kami mohon kepadaMu, keampunan dan kesejahteraan bagi agama dan urusan dunia kami, bagi keluarga dan harta kami
Ya Allah tutuplah aib dan cela kami, Dan ubahlah rasa takut kami menjadi rasa aman damai, Peliharalah kami dari depan dan dari belakang kami, Dari Kanan dan dari kiri kami, Dan dari atas kami dan dari bawah kami, Dan kami berlindung di bawah kemahaagunganMu, Dari malapetaka yang ditimpakan kepada kami, Ya Allah ampunilah kesalahan kami, ketidaktahuan kami, Dan sikap berlebih lebihan kami dalam urusan kami, Dan hal hal yang engkau lebih tahu dari kami
Ya Allah ampunilah dosa - dosa kami yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja.
Ya Allah, Kami adalah hamba-hambaMU, anak-anak dari hamba-hambaMu, ubun-ubun kami di tanganMu, ketentuanMu terlaksana pada diri kami, keputusanMu sangat adil pada kami, Kami memohon kepadaMu dengan seluruh asma yang Engkau miliki,  kami mohon kepadaMu agar jadikan Alquran yang agung ini sebagai tanaman yang subur di hati kami, cahaya terang di dada kami, menjadi penyirna kesedihan kami, dan penghapus keresahan dan kedukaan kami.
Ya Allah Kami mohon kepadaMu rasa takut kepadaMu di saat dilihat orang ataupun tidak dilihat . Kami memohon kepadaMu ucapan hak di saat marah dan di saat hati lega. kami memohon kepadaMu keni'matan yang tiada habis-habisnya dan kesenangan batin yang tiada putus-putusnya. Kami memohon ridlho setelah datang keputusnMu dan rasa kesejukan hidup setelah mati. Dan kami memohon kepadaMu kelezatan memandang wajahMu yang Mulia dan kerinduan untuk berjumpa dengan Mu dengan tanpa mengalami kesengsaraan yang memudlorotkan dan tanpa mengalami ujian yang mengakibatkan kesesatan. Yaa Allah Hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami pembawa petunjuk jalan yang berjalan di naungan hidayahMu.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan