BERFIKIR BESAR, BERSIASAT dan BERIKHTIAR “Sebuah Esai Untuk Para Caleg”

Lekat S. Amrin--

Oleh Lekat S. Amrin

BAHWA Esai adalah tulisan yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi. Oleh karena itu esai yang saya kemukakan dapat dinilai subjektif, tetapi tetap berdasarkan data  dan fakta yang terukur. 

Pada topik kali ini saya akan membahas tentang Calon Legislatif (Caleg) disetarakan dengan para pejuang dengan idealisme yang bisa berbeda setiap personalnya. Namun yang ingin saya tegaskan dalam esai saya ini, bahwa Calon Legislatif setidaknya adalah orang yang berfikir besar. Bahwa kesanggupan mencalonkan diri sebagai calon wakil rakyat adalah ujian terberat dari Partai Politik untuk membawa misi strategis dari setiap partai. Dan ini tidak main-main, tidak ringan; lalu hanya orang yang mampu berfikir besar yang sanggup tampil. Berpikir untuk rakyat, untuk bangsa dan negara adalah idealisme terukur bagi para politisi.

Seorang Caleg sudah sejak niat pertama sebelum direkomendasi oleh partainya menjadi seorang calon, dia sudah siap berhadapan dengan realitas politik rakyat. Realitas politik yang terkadang tidak sesimpel dalam teoritis. Atau semudah membaca buku yang ditulis oleh para professor politik, mendengar analisa para doktor, atau wejangan narasumber pada acara seminar politik praktis. Oleh karena itu para caleg seharusnya militan, tidak boleh berwawasan kerdil, apa lagi cengeng. 

BACA JUGA:Warning! Lantai Jembatan Tanjung Baru Kabupaten Kaur Retak

BACA JUGA:Pantai Hili Kaur Semakin Indah Dipandang Mata

Betul, tapi tidak semudah itu fakta politik di lapangan, dan banyak faktor  yang harus dihadapi para caleg. Elektabilitas seseorang yang melambung dari sisi popularitas dan kapasitas belum tentu berbanding lurus dengan kehendak rakyat pada strata akar rumput. Selalu dapat berbeda jauh dari teori politik klasik hingga modern tentang kenyataan politik rakyat yang sesungguhnya. Maka,  sampai disini dapat dipertegas, bahwa para Caleg tidak hanya dia mampu berfikir besar tetapi dia juga harus bernyali besar. 

 

Fenomena selalu terjadi pada peristiwa sekian periode kompetisi legislator (Caleg) adalah praktek politik uang. Tentu pada pertarungan tahun 2024 kali ini, para kompetitor (para caleg) sudah mengetahui terkait fenomena itu. Dan kesiapan untuk menghadapi semuanya tidak lain adalah bagaimana cara pertarungan di “meja perjudian”   versus idealisme. Tentu Caleg harus bernyali besar untuk mengatakan dan bersikap bahwa tidak penting Berfikir Besar untuk Idealisme Perjuangan, cukup dijawab dengan kesiapan mempunyai uang dengan jumlah besar, maka kompetisi itu berakhir dengan kemenangan.

Kalau harus mencari siapa yang dapat disalahkan terhadap fenomena ini, maka bagaimana bertanya; mana lebih duluan telor atau ayam. Karena setiap Caleg selalu punya siasat untuk mencari suara pemilih. Kalau dirasa sulit meyakinkan dengan bicara program, maka harus menemukan siasat lain yang lebih jitu. Mengapa harus menempuh cara lebih sulit menjual kapasitas intlektual, karakter pemimpin yang berkualitas, bila ada cara lebih mudah dengan cukup menggelontorkan amunisi berupa “cuan”.

Itulah siasat. Itulah cara yang dilakukan para kompetititor dalam sebuah pertarungan ala “perjudian” pada saat ini. Dan pihak lain banyak pula yang mengatakan cara itu adalah bentuk ikhtiar perjuangan. Betulkah begitu?

BACA JUGA:BAZNAS Bengkulu Tengah Targetkan Kumpulkan 2 Milyar

BACA JUGA:Polres Bengkulu Utara Laksanakan Patroli Sinergitas Blue Sky Patrol

Maka kalau begitu, sesungguhnya tidak terlalu rumit dalam upaya mencapai kesuksesan pada pertarungan legislatif di republik ini. Bagi para pemimpin partai politik, tentu dapat memaknai fenomena ini secara arif. Atau dimaknai dengan sikap sederhana ; kenapa harus bertele-tele dalam rangka mencapai kesuksesan partai. Karena kekuasaan itu nyatanya, dapat digapai dengan mudah sesuai tahapan dan pengaturan yang sudah direncanakan semula.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan