Bengkulu Usulkan 60 Ribu Dosis Vaksin PMK, Cegah Lonjakan Kasus

Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi--
RADAR BENGKULU – Ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantui sejumlah daerah di Indonesia. Termasuk Provinsi Bengkulu. Untuk mencegah wabah ini meluas, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu mengusulkan pengadaan 60 ribu dosis vaksin PMK ke pemerintah pusat.
Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi menyusul munculnya kasus baru di beberapa wilayah.
Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi menyatakan bahwa pengusulan ini dilakukan karena alokasi vaksin di tingkat daerah belum mencukupi. Selain itu, pemerintah pusat juga mendorong percepatan vaksinasi guna mencegah lonjakan kasus seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
“Kasus PMK sudah mulai muncul lagi. Untuk mencegah penularan yang lebih besar, kami mengajukan sekitar 60 ribu dosis vaksin ke pemerintah pusat. Ini sesuai dengan kebutuhan yang dilaporkan oleh kabupaten dan kota di wilayah Bengkulu,” kata Syarkawi.
Usulan 60 ribu dosis tersebut bukan tanpa dasar. Menurut Syarkawi, angka itu merupakan hasil penghitungan kebutuhan yang diajukan oleh masing-masing pemerintah kabupaten dan kota. Meskipun jumlah pastinya masih menunggu persetujuan dari pemerintah pusat, ia berharap seluruh permintaan dapat dipenuhi.
“Setiap kabupaten dan kota sudah melaporkan kebutuhan mereka. Kami menghimpun data tersebut, lalu mengusulkannya ke pusat. Kami masih menunggu keputusan final, tetapi harapannya seluruh kebutuhan ini dapat terakomodasi.”
Syarkawi juga menekankan pentingnya percepatan distribusi vaksin agar upaya pencegahan dapat segera dilakukan. “Semakin cepat vaksin tersedia, semakin efektif kita mencegah penyebaran PMK,” tambahnya.
Meski angka kasus PMK di Bengkulu menunjukkan penurunan dibandingkan puncak wabah sebelumnya, ancaman penularan tetap ada. Data terbaru menunjukkan bahwa beberapa kabupaten masih melaporkan adanya kasus positif PMK.
“Kasus positif PMK masih ditemukan, meskipun jumlahnya tidak sebesar dahulu. Contohnya, di Kabupaten Seluma baru-baru ini terdapat sekitar 100 ekor ternak yang terinfeksi. Selain itu, laporan kasus juga muncul dari Mukomuko dan wilayah lainnya. Kami masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.”
Menurutnya, jumlah total kasus PMK di Bengkulu saat ini masih di bawah 1.000 kasus. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan berkat berbagai upaya yang dilakukan, mulai dari vaksinasi, penyuluhan kepada peternak, hingga pengetatan pengawasan.
“Pemerintah pusat dan daerah terus mengoptimalkan upaya pencegahan dan pemberantasan PMK. Penurunan ini menjadi bukti bahwa langkah-langkah tersebut cukup efektif.”
Langkah pencegahan dan pemberantasan PMK di Bengkulu tidak hanya bergantung pada vaksinasi. Disnakeswan juga menggencarkan penyuluhan kepada peternak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan kandang dan pencegahan penularan.
Selain itu, pemerintah daerah bekerja sama dengan aparat desa untuk memantau pergerakan hewan ternak, terutama menjelang musim panen atau tradisi yang melibatkan hewan kurban. “Kami memastikan setiap hewan yang masuk atau keluar dari wilayah Bengkulu telah melewati pemeriksaan kesehatan. Ini untuk meminimalkan risiko penyebaran,” kata Syarkawi.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi ancaman PMK. Menurutnya, dukungan pemerintah pusat dalam bentuk alokasi vaksin dan pendanaan sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini.