Sedang Proses, BPOM RI Akui Belum Resmi Dilibatkan di Program MBG

Kepala BPOM RI - Taruna Ikrar--
RADAR BENGKULU, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengakui bahwa pihaknya belum dilibatkan secara penuh pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Seperti dikutip dari laman DISWAY.ID, pihaknya saat ini masih menunggu penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara pihaknya dengan Badan Gizi Nasional selaku pelaksana program.
"Kami sekarang lagi menunggu proses penyelesaian MoU antara Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan Badan Gizi Nasional," ungkap Taruna, ditemui di Kantor BPOM, Jakarta, 17 Januari 2025.
Lebih lanjut dikatakan, pentingnya hitam di atas putih. Ini berkaitan dengan pertanggungjawaban program, terutama soal anggaran. "Segala sesuatu penggunaan anggaran negara harus ada perintahnya. Perintahnya bisa dalam bentuk aturan, bisa dalam bentuk surat tugas, bisa dalam bentuk MoU. Dan MoU-nya ini kita belum tuntaskan," paparnya.
Dipaparkan juga, pelibatan petugas BPOM pada program yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional ini terkait pengawasan penyiapan makanan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.
BACA JUGA: Gus Yahya Angkat Bicara Tentang Wacana Libur Sekolah Satu Bulan Ramadan
BACA JUGA:Ketua DPD Usulkan Makan Bergizi Gratis Pakai Dana Zakat Infaq dan Sedekah
"Kita tetap ingin bagaimana membuat program ini bisa berjalan dengan baik, tentu itu akan bisa dilakukan di hari-hari berikutnya, termasuk mencegah kejadian luar biasa," ujarnya.
Contohnya yang baru saja terjadi, paparnya, adalah keracunan puluhan siswa SDN Dukuh 3 Sukoharjo pada program Makan Bergizi Gratis yang diduga akibat ayam marinasi belum matang.
"Kemudian ada yang terjadi di lapangan tentu kita harus mengerti bahwa kita harus melakukan tindakan-tindakan preventif yang lebih terukur di masa depan," tuturnya.
Tak ayal, pihaknya sudah telah berkomunikasi secara intensif kepada BGN terkait sinergi yang dilakukan. Bahkan, disebutkannya rapat dilakukan setiap dua kali seminggu. Sebagai bocoran, Taruna mengungkap terdapat 19 item yang akan diawasi pihaknya, terutama terkait keamanan pangan.
"Jadi kesimpulannya kalau dikatakan belum dilibatkan, sudah dilibatkan. Bukan hanya dilibatkan programnya, tapi orang kami sudah di sana. Sekarang tinggal yang kita ingin bahasakan adalah hitam di atas putihnya, yaitu berupa MOU. Itu belum tertandatangani. Saya kira dalam waktu dekat bisa," pungkasnya.(*)