Khutbah Jumat: Istiqamah Dalam Ibadah dan Muamalah
Muhamad Sayid Amir Ali Lubis, S.T, M.Kom-dok/RADAR BENGKULU-
Khatib : Muhamad Sayid Amir Ali Lubis, S.T, M.Kom
Disampaikan di : Masjid Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menjadi kewajiban bagi khatib untuk menyampaikan wasiat takwa dalam setiap khutbahnya. Oleh karena itu, mengawali khutbah Jumat ini, mari kita kuatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah dengan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ketakwaan harus kita lakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Sehingga, bukan hanya berdampak pada kuantitas takwa, namun juga kualitasnya. Konsisten dan berkesinambungan yang dalam bahasa Arab disebut sebagai istiqamah.
Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam ibadah dan muamalah kita sehari-hari. Dengan istiqamah, kita akan senantiasa meraih keberkahan dalam setiap aktivitas kehidupan dan akan mendapatkan ganjaran dari Allah Swt.
Firman Allah dalam Surat Fussilat ayat 30 menyebutkan yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Allah juga menjanjikan bagi umat Islam yang bisa menjaga keistiqamahannya dengan menganugerahkan rezeki yang banyak dan mampu mencukupinya. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Jin ayat 16 yang artinya :
“Seandainya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan air yang banyak (rezeki yang cukup).”
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah,
Dalam kehidupan ini, kita sering menghadapi berbagai dinamika yang berdampak pada naik turunnya semangat menjalankan berbagai aktivitas termasuk dalam hal ibadah dan muamalah.
Kondisi ini tentu perlu kita sikapi dengan bijak. Dikala kita berada pada puncak semangat untuk beribadah dan bermuamalah, kita harus sekuat tenaga mempertahankannya. Namun ketika memang kita sedang berada dalam kondisi terpuruk dan kurang motivasi dalam beribadah dan bermuamalah, kita juga harus mencari cara bagaimana meningkatkannya.