Mengenal Kue Rasidah, Kue Tradisional Khas Melayu Bericita Rasa Lembut yang Banyak Dihidangkan

Reporter: Eka purnama |

Editor: Syariah m |

Selasa , 26 Nov 2024 - 07:45

Mengenal Kue Rasidah, Kue Tradisional Khas Melayu Bericita Rasa Lembut yang Banyak Dihidangkan pada Momen-Momen Tertentu-Ist-

Intan mengatakan Kue Rasidah ini bisa bertahan hingga 1 minggu jika diolah dengan benar. Rasa kue ini manis, lembab dan rasanya seperti bawang goreng.

Kue ini paling enak dinikmati dengan teh manis panas dan sedikit gula merah cair. Ia menjelaskan, Setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam memakan kue ini karena rasanya yang sangat enak dan harum.

Tama, warga Aceh Tamiang, mengaku terkadang memesan rasida untuk istrinya. Tama berkata: "Kadang saya pesan karena ada yang murah, biasanya sampai ratusan ribu."

Menurutnya, kue rasida ini tidak hanya sulit ditemukan, namun orang yang membuatnya juga sulit ditemukan, karena ini merupakan kue leluhur dari zaman dahulu kala.

“Saya tidak tahu banyak tentang sejarahnya, tapi yang saya tahu itu kue khas Melayu. Masyarakat Tamiang sering menyebutnya kue Lasidah, bukan kue Rasidah,” ujarnya.

Tama mengatakan kue tradisional ini hanya muncul di pesta pernikahan, selama seminggu hampir tidak terlihat lagi.

Sepertinya tidak aktif. Sebab menurutnya kue ini hanya untuk acara tertentu saja.

mengenal kue rasidah, kue tradisional khas melayu bericita rasa lembut yang banyak dihidangkan                              
 
radarbengkulu.bacakoran.co - kue lasidah atau kue rasidah merupakan makanan lezat khas masyarakat melayu di medan. 
tak hanya di medan, kue rasidah juga menjadi sajian khas di beberapa daerah seperti tamiang, riau, kepulauan riau, dan malaysia. 
baca juga:intip kelezatan kue rangin, hadirkan nuansa rasa tradisional menjadi kenangan masa kecil
baca juga:kumbu kacang merah, kue tradisional khas palembang dengan cita rasa manis dan gurih kini sudah sangat jarang 
kue jenis ini hampir tidak pernah dijual di pasaran. kue jenis ini hanya dihidangkan pada waktu-waktu tertentu seperti pesta pernikahan, upacara khitanan atau acara besar lainnya. 
 
namun di aceh tamiang, kue tradisional ini masih mudah ditemukan di banyak toko kue.
 
melansir dari sumber bithenews.com, intan, pembuat rasidah menjelaskan, kue rasidah sendiri bentuknya hampir seperti kue bunga. 
 
hanya tersedia pada hari-hari tertentu. misalnya ada acara khitanan, pernikahan atau perayaan islam.
 
menurutnya, kue tradisional di hari-hari biasa hampir tidak terlihat karena sulit ditemukan. 
 
faktanya, di kota langsa, aceh timur dan aceh tamiang, kue tradisional semakin sulit ditemukan, bahkan produsennya pun sulit ditemukan.
 
“di langsa banyak sekali pembuat kuenya, khususnya di aceh tamiang, namun jika ingin memesan kue ini harus bersabar karena sangat sulit mencari pembuat kuenya,” ujarnya.
 
intan menjelaskan, kue ini memiliki tekstur lembut saat disantap dan bercirikan ditaburi bawang goreng. aroma bawang goreng dan lembutnya kue ini membuat anda serasa sedang menyantap hidangan mewah.
 
intan mengatakan, kue rasida yang dibuatnya dibanderol dengan harga rp 250.000 hingga rp 350.000 per loyang, tergantung ukurannya. 
 
namun intan juga menawarkan harga yang cukup murah bagi yang ingin mencicipi kue langka tersebut. 
 
harga yang ditawarkan hanya rp 40.000/kotak makanan kecil. 
 
“saya menawarkan harga ini agar masyarakat yang ingin mencobanya juga bisa mencobanya,” ujarnya.
 
intan mengatakan kue rasidah ini bisa bertahan hingga 1 minggu jika diolah dengan benar. rasa kue ini manis, lembab dan rasanya seperti bawang goreng. 
 
kue ini paling enak dinikmati dengan teh manis panas dan sedikit gula merah cair. ia menjelaskan, setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam memakan kue ini karena rasanya yang sangat enak dan harum.
 
tama, warga aceh tamiang, mengaku terkadang memesan rasida untuk istrinya. tama berkata: "kadang saya pesan karena ada yang murah, biasanya sampai ratusan ribu." 
 
menurutnya, kue rasida ini tidak hanya sulit ditemukan, namun orang yang membuatnya juga sulit ditemukan, karena ini merupakan kue leluhur dari zaman dahulu kala. 
 
“saya tidak tahu banyak tentang sejarahnya, tapi yang saya tahu itu kue khas melayu. masyarakat tamiang sering menyebutnya kue lasidah, bukan kue rasidah,” ujarnya.
 
tama mengatakan kue tradisional ini hanya muncul di pesta pernikahan, selama seminggu hampir tidak terlihat lagi. 
 
sepertinya tidak aktif. sebab menurutnya kue ini hanya untuk acara tertentu saja. 
 
“misalnya pernikahan, pertunangan, atau acara adat,” kata tama. 
 
di aceh tamiang, kue ini ibarat hidangan bangsawan, hanya tamu penting saja yang boleh menyantapnya. 
 
 “dulu ada acara adat besar dimana kue ini hanya ditaruh di meja tamu utama dan hanya tamu itu yang boleh memakannya. “yang dilihat semua orang seperti saya hanyalah ngiler,” kata tama.
 
namun, kata tama, kue rasidah ini kini sudah bisa dinikmati masyarakat luas, dengan harga yang sangat murah, anda hanya perlu mencari orang yang bisa menyiapkannya. 
 
namun ada baiknya kue rasida ini dijual di pasaran agar generasi muda mengetahui betapa pentingnya kue rasidah karena merupakan salah satu makanan khas aceh. 
 
“kami berharap ada yang menjualnya di warkop, agar sekarang banyak anak muda yang mengetahui rasida jenis ini, karena tidak ada anak zaman sekarang yang mengetahui rasida jenis ini,” tutupnya.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR BENGKULU, SABTU 30 NOVEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan