Agar Ketergantungan Terhadap Beras Tidak Terlalu Tinggi, Ini Yang Harus Diperbaiki

Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan Sukarni Dunip,M.Si memaparkan kepada seluruh OPD terkait pola konsumsi yang baik.-Fahmi-

RADAR BENGKULU, MANNA - Meningkatkan produksi untuk mencukupi kebutuhan pangan agar bisa terpenuhi.

Selama ini terlalu berat untuk tercapai atau dilakukan,karena masyarakat saat ini ketergantungan terhadap kebutuhan pokok pangan seperti beras terlalu tinggi, untuk itu masyarakat harus memperbaiki pola konsumsi,karena untuk kebutuhan pokok makan bukan hanya terletak pada beras saja,bisa digantikan dengan yang lain.

Sekretaris Daerah Bengkulu Selatan Sukarni Dunip,M.Si menyampaikan karena terlalu tingginya tingkat konsumsi masyarakat terkadang kesulitan bagi masyarakat untuk mendapatkannya. Bahkan negara Indonesia membutuhkan ekspor beras dari negara lain,yang sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan karena masyarakat mempunyai pola konsumsi yang beragam.

"Kalau bisa dilakukan dalam satu hari itu bertemu dengan nasi hanya satu kali. Mengapa tidak harus dilakukan,maka kita harus membiasakannya. Agar ketergantungan kepada pangan beras tidak terlalu tinggi. Apalagi Indonesia merupakan negara yang paling tinggi ketergantungan dengan beras,dan hal inilah yang harus kita perbaiki, masyarakat harus mampu memperbaiki pola konsumsi tadi,"ujar Sukarni di ruangannya Rabu(13/11).

BACA JUGA:Angka Kemiskinan Bengkulu Selatan Tidak Mengacu Pada DTKS

BACA JUGA:Pemdes Kota Padang, Tuntaskan Pembagian BLT

Kalau nantinya timbul pertanyaan,tidak bisa karena masyarakat sudah terbentuk polanya seperti itu.Jawabannya mengapa negara lain masyarakat bisa artinya tinggal masyarakat itu sendiri. Seperi contoh Negara Jepang saja 40 kg perkapita pertahun mengapa Indonesia harus 110 kg perkapita pertahun,itu pertanyaannya. Malaysia hanya 80 kg perkapita pertahun Indonesa yang diangka 100.

Mengapa Negara lain itu bisa dibawah 100 kg perkapita pertahun,karena di Negara lain masyarakat bisa mengkonsumsi kebutuhan pokok lainnya kecuali beras. Karena negara lain itu suka  mengkonsumsi ikan, kalau Negara Vietnam masyarakat hobi mengkonsumsi sayur sayuran,artinya pola konsumsi inilah yang harus dibenahi artinya diversifikasi pangan yang belum bagus hasilnya.

"Kalau kita mau memperbaiki pola konsumsi pasti bisa dilakukan,karena dalam hitungan nasi bisa setara dengan ubi,jagung,kentang,pisang dan talas.Artinya makan nasi bisa digantikan,kalau belum bisa dihilangan.Apalagi karbohidrat bisa disamakan,itulah namanya pola pangan harapan,"pungkas Sukarni.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan