radarbengkulu.bacakoran.co - Fenomena perempuan yang lebih mudah mengalami perubahan suasana hati atau marah saat lapar bukanlah sekadar mitos.
Kondisi ini, yang sering disebut sebagai "hangry" (gabungan dari "hungry" dan "angry"), sebenarnya memiliki dasar ilmiah dan berhubungan erat dengan perubahan biokimia dalam tubuh.
Menurut penelitian yang dilansir dari Healthline, ketika tubuh berada dalam kondisi lapar, kadar gula darah menurun drastis.
Gula darah rendah akan memicu tubuh untuk melepaskan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin, guna menstabilkan kembali kadar gula dalam darah.
BACA JUGA:Kenapa Umur Laki-laki Cenderung Lebih Pendek dari Perempuan? Ini Penjelasannya
BACA JUGA:5 Alasan Mengapa Durasi Tidur Perempuan Lebih Lama Dibanding Laki-laki, Ini Alasannya
Hormon-hormon ini adalah hormon yang sama dengan yang diproduksi tubuh saat menghadapi stres, sehingga wajar jika perasaan lapar dapat membuat seseorang merasa lebih tegang, cepat marah, atau bahkan jengkel.
"Ketika tubuh kekurangan energi akibat gula darah yang rendah, otak tidak mendapatkan suplai glukosa yang cukup untuk bekerja dengan optimal. Ini bisa berdampak pada pengendalian emosi seseorang, menyebabkan emosi negatif lebih mudah muncul," ujar Dr. Anita, seorang psikolog klinis.
Tidak hanya itu, menurut Mayo Clinic, pada perempuan, kondisi "hangry" ini dapat semakin parah karena adanya fluktuasi hormon selama siklus menstruasi.
Beberapa fase dalam siklus menstruasi, terutama menjelang menstruasi, dapat menyebabkan perempuan lebih sensitif terhadap stres dan perubahan emosi.
"Perubahan hormonal yang dialami perempuan dapat memperburuk efek dari penurunan gula darah, sehingga suasana hati menjadi lebih sulit untuk dikendalikan saat lapar," tambah Dr. Anita.