BACA JUGA:Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai Ditinjau, Rencana Pengerukan Sedang Disusun
"Kami menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam program ini. Sehingga, mereka bisa berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan," ungkap Safnizar.
Menurutnya, dengan melibatkan masyarakat secara langsung, program ini diharapkan bisa berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Masyarakat yang diberdayakan melalui hutan sosial juga akan mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil pengelolaan hutan.
Safnizar juga menyebutkan bahwa lembaga mitra yang akan mendukung pelaksanaan program ini adalah Warsi, sebuah organisasi yang telah berpengalaman dalam bidang rehabilitasi hutan dan pemberdayaan masyarakat.
Warsi telah mendapatkan rekomendasi dari BPDLH sebagai lembaga terverifikasi yang layak menjadi mitra dalam pelaksanaan program Folu Net Sink di Bengkulu.
Jika ada lembaga lain yang ingin bergabung dalam program ini, mereka harus melalui proses verifikasi yang ketat dari BPDLH.
Pelaksanaan program ini tidak hanya melibatkan masyarakat dan lembaga mitra, tetapi juga memerlukan kerjasama erat dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang mengelola dana insentif karbon.
Dana tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada daerah yang berhasil menurunkan emisi karbon melalui kegiatan-kegiatan konservasi hutan dan lahan.
BACA JUGA:KPU Kaur Klasifikasi Pemilih Berdasarkan Generasi
BACA JUGA:Minimalisir Konflik Tanah, BPN Usulkan Penetapan Tanah Objek Reforma Agraria
“Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Keuangan dan BPDLH atas dukungan mereka terhadap program ini. Dengan adanya dana insentif ini, kami bisa melaksanakan program pemulihan lingkungan yang berdampak positif bagi masyarakat dan ekosistem hutan di Bengkulu.”
Selain itu, program ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya penurunan emisi karbon yang berkontribusi terhadap pencapaian target nasional Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
Indonesia menargetkan mencapai kondisi net zero emission pada tahun 2060, dan program Folu Net Sink menjadi salah satu strategi utama untuk mencapai target tersebut.
“Kami berharap program ini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk pemulihan hutan di Bengkulu. Dengan dukungan semua pihak, kami optimis program ini akan berjalan lancar dan memberikan manfaat jangka panjang. Baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi masyarakat,” tutur Safnizar.