Sayang. Kota Qingda jauh sekali dari tempat saya sekarang: Nanchang.
Keinginan perusuh Disway agar saya nonton timnas sepak bola bertanding di sana sulit dipenuhi. Saya harus terbang dulu ke Shanghai satu jam. Lalu terbang lagi ke Qingdao: dua jam.
Memang banyak pilihan mau lewat mana. Tapi lewat Shanghai tetap yang tercepat. Bisa juga naik kereta cepat: masih 7 jam.
Saya di pedalaman Tiongkok. Qingdao di pantai timur sisi utara. Kotanya menghadap ke Korea --kalau Anda berdiri di pantainya dalam posisi hadap serong ke utara.
Saya nonton siaran langsungnya saja. Sambil ingin tahu bagaimana komentator luar negeri melihat tim kita. Yang lebih penasaran lagi: ingin tahu nama-nama pemain kita dalam bahasa Mandarin.
Sayangnya saya sendiri tidak seperti Anda: saya belum hafal nama-nama pemain nasional kita. Maka ketika nama-nama itu disebut dalam bahasa Mandarin saya tidak tahu siapa yang dimaksud.
Beda kalau komentator TV Tiongkok menyebut nama Luo Na Er Duo. Saya tahu maksudnya: Ronaldo.
Kadang nama itu disebut lengkap. Lebih sering disebut nama panggilannya: C-Luo. Tulisannya: C-?. Singkatan dari ????.
Panggilan C-Luo diciptakan agar orang Tiongkok keluar dari kesulitan akibat banyaknya orang yang bernama mirip Ronaldo.
Maka Ronaldinho di Tiongkok dipanggil Xiao Luo. Luo-muda. Sedang Ronaldo Luis Nazario de Lima dipanggil Da Luo. Luo-senior. ??????
Anda pasti masih ingat siapa Ronaldo Luís Nazário de Lima (??). Saya tidak perlu menjelaskan siapa penyerang timnas Brasil itu.
Saya juga sudah biasa mendengar siapa yang dimaksud komentator dengan nama Mo Sa La He (????). Jangan Anda artikan tiap hurufnya. Biar perusuh Wilwa yang menjelaskan.
Anda pun bisa menebak: Mo Sa La He itu pasti Mohamad Salah-nya Liverpool.
Sayang yang kedua, saya keburu meninggalkan Fuqing. Kalau masih di Fuqing saya bisa nobar dengan para mahasiswa Indonesia di sana. Pasti seru.
Hari Minggu lalu saya kumpul dengan mereka. Makan siang bersama. Sekitar 30 orang mahasiswa hadir --lima diantara mereka pakai jilbab.