Mengapa Allah SWT Sangat Mencintai Pendosa yang Bertaubat? Ini Penjelasannya

Selasa 08 Oct 2024 - 02:05 WIB
Reporter : fahmi
Editor : syariah m

 

radarbengkulu.bacakoran.co - Sudah menjadi maklum bahwa tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan dan dosa. Bagi sebagian besar kalangan, dosa selalu identik dengan neraka, azab, murka serta kebencian Allah.

Pernyataan ini tentu akan menjadikan para pendosa akan jatuh pada keputus-asaan sehingga ia akan terus menerus melakukan dosa dan semakin jauh dari kebaikan. 

Dilansir dari https/blitar.kemenag.go.id Karena dengan demikian, bagi para pendosa seolah sudah tidak ada lagi tempat berpaling dari semua itu.

Hal ini tentu tidak sesuai dengan ruh dari agama Islam yang penuh rahmat, kasih sayang dan cinta.

Dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa dalam keadaan apapun dan bagaimanapun Allah sangatlah menyayangi seluruh hamba-hamba-Nya, termasuk kepada para pendosa sekalipun. ”Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu” (QS. Al-A’raaf: 156). “…sesungguhnya Allah kepadamu adalah Maha Penyayang” (QS. An-Nisa’: 29). “…Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia” (QS. Al-Hajj: 65). Rasulullah saw. juga menjelaskan bahwa rahmat Allah lebih luas dari murka-Nya. Beliau saw. bersabda, “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam konteks ini bisa dipahami juga bahwa Allah lebih mendahulukan ampunan daripada azab-Nya.

BACA JUGA:Pengguna Kartu M3 Merapat! Ini 7 Cara Bisa Dapat Kuota Internet Gratis dari Kartu Indosat, Cukup Download

BACA JUGA:Ceramah Idul Adha 2024: Pembebasan Dosa dan Miniatur Padang Mahsyar

Karena itu, bagi para pendosa tidak ada alasan untuk berputus asa. Karena sebanyak apapun dosa dan kesalahan manusia tidak akan melebihi MPO SLOT besarnya rahmat dan kasih sayang Allah.

Jika pun dosa-dosa seorang manusia memenuhi tujuh langit dan tujuh lapisan bumi tidak akan mengalahkan luasnya samudera ampunan Allah.

Dalam sebuah hadis qudshi Allah mengabarkan bahwa Dia akan selalu mengampuni dosa manusia, dan tak peduli seberapa banyak dan besar dosa-dosa tersebut, selagi mereka mau bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya.

Rasulullah saw. bersabda, bahwasanya “Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari, padahal Aku Maha mengampuni dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim). “Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan.” (HR. At-Tirmidzi, dari Anas bin Malik).

Dalam al-Quran Surah Az-Zumar ayat 53 Allah juga menegaskan bahwa Dia akan mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya, untuk itu Allah melarang para pendosa berputus asa dari mengharap rahmat-Nya. Allah berfirman, “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong. ” (QS. Az-Zumar/ 39: 53-54).

 

Dalam ayat tersebut, kepada orang-orang yang telah melampaui batas, yang banyak melakukan dosa, kemaksiatan, dan kezaliman, Allah tidak memanggil mereka dengan panggilan yang penuh kebencian, seperti “Wahai para pendosa, atau wahai para pendurhaka”. Akan tetapi kepada para pendosa Allah SWT. tetap menyeru mereka dengan panggilan yang sangat lembut: ‘Yaa ibaadii (wahai hamba-hamba-Ku). Meskipun ia telah melakukan hal yang melampaui batas, durhaka, banyak berbuat dosa. Menurut Ibnu Katsir panggilan ini adalah panggilan lembut dan sayang dari Allah kepada hamba-Nya. ( Artinya dengan panggilan tersebut Allah masih mengakui keberadaan dan kedudukan seorang hamba yang pendosa di sisi-Nya, yang sama-sama masih memiliki peluang untuk masuk surge, sama seperti hamba Allah yang shaleh (lihat QS. Al-Fajr: 29-30).

Kategori :