RADAR BENGKULU, SELUMA - Ancaman serangan hewan buas yang diduga macan dahan, kembali menyerang ternak kambing milik warga. Jika sebelumnya menyerang 2 ekor kambing karyawan PTPN VII Unit Usaha Padang Pelawi, Kecamatan Sukaraja, dan 3 ekor kambing warga Trans Bali Dusun II Desa Tanjung Kuaw, Kecamatan Lubuk Sandi, Sabtu pagi (28/9/2024) sekitar pukul 06.30 wib, 5 ekor kambing milik warga Dusun II Desa Lubuk Lagan, Kecamatan Seluma Barat milik Mustami (60) ditemukan pemiliknya sudah menjadi bangkai.
Pemilik ternak kambing, Joni Hermawan (38) mengatakan, ternak kambing milik orang tuanya berada di kebun kelapa sawit. Tepatnya di Tebing Sekumbang, yang berjarak sekitar 1,5 km dari rumahnya.
Ternak kambing milik bapaknya awalnya berjumlah 9 ekor, namun pasca kejadian ini tersisa 4 ekor kambing lagi, yang terpaksa dibawa pulang ke rumah.
" Awalnya ada 9 ekor. Tapi, tadi pagi pas mau buka kandang kami temukan 4 ekor yang sudah mati dan 1 ekor anak kambing berumur 3 bulan sepertinya dibawa kabur binatang buas. Jadi, sisanya yang masih hidup kami bawa pulang ke rumah. Karena, di kebun sudah tidak aman," sampai Joni Hermawan.
BACA JUGA:Ancaman Binatang Buas, Petugas BKSDA Pasang Kerangkeng dan Camera di Tanjung Kuaw
BACA JUGA:Minggu Pertama, Pjs Bupati Seluma Pantau Progres OPD
Dari pengecekan di lokasi TKP, kuat dugaan serangan satwa liar yang dimaksud adalah macan dahan. Karena, binatang buas tersebut berhasil masuk ke dalam kandang melalui sela-sela atap dan memangsa kambing yang ada di dalam kandang.
Sementara itu, Plt. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu, Zainal Asikin yang baru mengetahui peristiwa ini akan kembali berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk langkah penanggulangannya.
"Kami baru dapat informasi ini. Secepatnya kami akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat, untuk menentukan langkah selanjutnya," tegas Zainal Asikin.
Selain itu menurutnya, fenomena turunnya satwa liar seperti harimau atau macan dahan ini, disebabkan karena pengaruh faktor cuaca kemarau, serta makanan yang ada dihutan sudah sulit didapat oleh satwa liar. Seperti babi hutan, akibat dampak perambahan hutan.
BACA JUGA:Aspotmar Kasal Tinjau Progres Kampung Bahari Nusantara di Seluma
BACA JUGA:Cegah Gizi Buruk, Dinkes Seluma Gelar Pelayanan Kesehatan Gizi
Menyikapi hal ini, tim lembaga konservasi satwa liar dari Wildlife Conversation Society (WCS) menilai penanggulangan yang lebih efektif tidak cukup dengan memasang kerangkeng perangkap harimau. Namun, dengan metode penerapan kandang berkonsep Tiger Proof Enclosur (TPE) atau anti serangan harimau.
Kandang kambing berkonsep Tiger Proof Enclosur (TPE) atau anti serangan harimau tersebut yakni, dengan menambah kawat berduri yang dipasang mengelilingi kandang dan atapnya, sebagai upaya pencegahan dini terhadap serangan satwa liar yang dilindungi negara.