Khatib : H. Mahmuda, S. Ag, M.H.I (Penghulu Kecamatan Ratu Samban)
Disampaikan di : Masjid Besar Jami" Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
Saudaraku Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah SWT
Setiap manusia harus mampu menjalani kehidupan ini dengan baik. Sehingga, kehidupan yang dijalaninya memberi manfaat yang besar. Tidak hanya bagi diri dan keluarganya, tapi juga bagi masyarakat luas. Untuk itu diperlukan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual maupun spiritual. Karenanya, harus kita sadari bahwa kecerdasan yang sesungguhnya bukan semata-mata kecerdasan intelektual. Apalagi bila ukurannya hanya sekadar gelar kesarjanaan. Kecerdasan emosi dan spiritual adalah memahami bahwa apa pun yang dilakukan manusia dalam hidup di dunia ini akan memberi pengaruh dalam kehidupan sesudah kematian. Yakni, kehidupan di akhirat nanti.
Karena itu, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: "Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya dan beramal bagi kehidupan sesudah mati." (HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan Hakim).
Dari pengertian tersebut, orang yang cerdas tidak hanya menjalani kehidupan untuk hidup di dunia ini, tapi juga untuk kehidupan akhirat yang membuatnya tidak akan menyimpang dari garis kehidupan yang telah ditentukan Allah SWT. Untuk itu, dapat kita rumuskan lima ciri kecerdasan rohani, sebagaimana yang digariskan di dalam Islam.
Pertama, berorientasi pada kebaikan. Kecerdasan emosi dan spiritual seorang Muslim membuat hidupnya selalu berorientasi pada kebenaran atau kejujuran. Kebenaran akan selalu mengarahkannya pada kebajikan, dan kebajikan akan selalu mengarahkan seseorang pada kehidupan surgawi.
Dalam satu hadits, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: "Wajib atas kalian berlaku benar (jujur). Karena kebenaran membimbing kalian kepada kebajikan, dan kebajikan mengarahkan kalian kepada surga." (HR Bukhari).
Kebenaran yang akan ditunjukkan oleh seorang Muslim yang memiliki kecerdasan rohani adalah kebenaran dalam berbicara, benar dalam pergaulan, benar dalam janji, hingga benar dalam segala keinginan.
Begitu penting sifat shiddiq ini kita tanamkan, sehingga Allah SWT menegaskan kepada setiap mukmin untuk bergaul, bergabung, dan berjamaah dengan orang yang benar.
Allah SWT berfirman yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar." (at-Taubah: 119).
Jamaah Muslimin yang dirahmati Allah SWT,