Membumikan Pancasila menjadi lebih bermakna, pengamalan nilai-nilai luhurnya mewujudkan keadilan sosial yang menyeluruh. Diharapkan dapat terus dijaga dan dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga generasi mendatang.
* Sehat Terlayani
Memastikan masyarakat Desa Bergas Kidul sehat dan terlayani dengan baik. Satgas TMMD juga melakukan beberapa penyuluhan dan pelayanan kesehatan.
Diungkapkan Ketua Persit KCK Ny Guvta Alugoro K, penyuluhan kesehatan masyarakat menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
“Para ibu-ibu kita beri edukasi soal kesehatan, mulai dari pemberian gizi pada balita dan juga memberi pemahaman terkait pola hidup sehat bagi ibu hamil dan menyusui untuk menjaga kandungan dan anak-anaknya semakin sehat dan terhindar dari Stunting”, ungkapnya.
Sambungnya, para lansia di Desa Bergas Kidul juga diberi pemahaman untuk selalu memperhatikan kesehatannya, mendeteksi dini kesehatannya, agar tetap prima dalam beraktivitas.
Terpisah, soal KB (Keluarga Berencana), kata Ny Guvta, juga dilakukan penyuluhan dengan pemutaran film dan pelayanan KB, menggandeng BKKBN Kabupaten Semarang.
“Masyarakat diimbau untuk mewujudkan keluarga sehat. Bahwa persoalan KB bukan hanya menyangkut kelahiran dua anak. Namun, juga meliputi aspek kesehatan dan kesejahteraan keluarga”, tandasnya.
Pola hidup sehat menjadi perhatian khusus dalam penyuluhan itu. Ke depan, masyarakat desa dan generasi penerus diharapkan semakin cerdas dan berdaya saing, mewujudkan desa mandiri dan maju.
* Merti Desa, Kemanunggalan TNI-Rakyat Kian Kokoh
Mbah Sriyono (65), Tokoh Masyarakat Desa Bergas Kidul mengatakan di tempatnya memiliki embung atau disebutnya ‘tok bersih secangkring’ (penampungan air untuk mengantisipasi kekeringan dimusim kemarau.
“Tok bersih secangkring, hari ini kami bersihkan bersama satgas TMMD, sanlinmas dan masyarakat. Dalam kesempatan ini juga dilakukan selametan atau Merti Desa, sebagai rasa ucap syukur”, jelasnya, yang juga menerangkan tok bersih secangkring adalah lokasi air besih yang berada di tengah persawahan yang dibuat oleh dirinya dan masyarakat beberapa tahun silam, agar tidak kekurangan air meski dimusim kemarau.
Lanjut Mbah Sriyono menerangkan, bahwa Merti Desa adalah tradisi turun temurun di Jawa, atau biasa juga disebut "bersih" Desa, di mana warga Desa secara gotong royong mengadakan kegiatan prosesi adat mengarak berbagai makanan, hasil bumi dan sejenisnya, yang kemudian di arak menuju titik betonisasi.
“Masyarakat melaksanakan doa bersama. Setelah doa bersama, prosesi dilanjutkan dengan tasyakuran atau makan bersama makanan dan hasil bumi yang diarak sebelumnya”, terangnya.